Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketidakmampuan Membayar Uang Muka, Hambatan Terberat Pencari Rumah

Hasil survei Rumah.com menunjukkan masalah terbesar para pencari hunian adalah ketidakmampuan membayar uang muka.
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat./Bisnis/Abdurachman
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat./Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 berdampak besar pada sektor properti. Berdasarkan Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020, 51 persen pencari rumah, ketidakmampuan membayar uang muka adalah hambatan yang paling berat.

Sementara itu, 90 persen pencari rumah menginginkan pemerintah untuk menurunkan suka bunga kredit pemilikan rumah (KPR) agar cicilan bulanan bisa lebih ringan. Padahal, kebutuhan terhadap papan atau hunian termasuk kebutuhan primer manusia.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan bahwa Rumah.com sebagai pemimpin pasar properti online di Indonesia selalu mengambil peran aktif dengan melakukan survei untuk mengetahui kondisi terkini dinamika industri properti di Indonesia.

Melalui survei Rumah.com Consumer Sentiment Study tersebut, Rumah.com bisa memberikan advokasi yang berkualitas bagi konsumen dalam hal pertimbangan keputusan untuk memiliki rumah atau hunian lainnnya.

Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura.

"Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1.007 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Januari hingga Juni 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air," ujarnya dalam siaran pers pada Jumat (25/9/2020).

Selain itu, Rumah.com juga mengumpulkan cerita inspiratif dari para pencari rumah yang telah berhasil melewati berbagai hambatan yang telah dialami dalam memiliki rumah sendiri. Cerita yang dikumpulkan oleh Rumah.com sangat relevan dengan tantangan para pencari rumah sehingga dengan cerita rumah ini, bersama-sama ingin mengumpulkan inspirasi dan memelihara semangat optimisme memiliki rumah.

Marine memberi contoh cerita rumah milik pasangan keluarga muda Bagus Raharjo Hariputro dan Anggita Jogi Hutabarat.

Bagi pasangan tersebut dengan modal kegigihan dan tak pantang menyerah berhasil mengantarkan mereka berdua pada sebuah rumah asri yang telah lama mereka impikan. Sebuah rumah yang berlokasi di Perumahan Serpong Terrace, Bumi Serpong Damai, Serpong, Tangerang Selatan.

“Pilihan lokasi jatuh ke kawasan BSD, Serpong, Tangerang Selatan, karena kami sudah merasa familiar dengan daerah ini. Selain itu karena jarak lokasi dengan kantor saya terbilang jauh maka pertimbangan utama kami untuk kawasan hunian yang ideal adalah memiliki kedekatan akses ke Stasiun Rawa Buntu,” kata Bagus.

Cerita Bagus tersebut juga sejalan dengan hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 dimana 85 persen responden menyatakan bahwa lokasi adalah faktor utama yang dipertimbangkan ketika akan membeli hunian.

Selain itu, 47 persen responden juga menginginkan hunian yang memiliki kedekatan dengan fasilitas transportasi umum dan 47 persen responden ingin rumah yang memiliki waktu tempuh 5 hingga 10 menit menuju sarana transportasi umum.

Pencarian rumah baru di kawasan BSD memang memiliki konsekuensi tersendiri dalam hal harga beli. Karena berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Kuartal 3 2020, hunian di kawasan Tangerang Selatan memang tercatat memiliki harga paling tinggi di kawasan pinggiran Jakarta. Median harga rumah tapak di Tangerang Selatan adalah Rp17,8 juta per meter persegi.

Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Lain lagi dengan Cerita Rumah Wawan. Cerita rumah Wawan sesungguhnya tak seindah yang dikira orang. Dibaliknya ada cerita tentang perjuangan mencari rumah dan bagaimana BI checking atau kini lebih dikenal sebagai Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sempat mengganjal mimpinya untuk punya rumah.

"Tekad saya untuk punya rumah impian tak pernah padam. Segala cara saya coba seperti mencari informasi dari internet, mengenai properti yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan saya. Akhirnya saya menemukan situs Rumah.com yang ternyata sangat lengkap informasinya. Segala listing perumahan dari berbagai kisaran harga ada. Terpenting, ada panduan yang berisi langkah-langkah untuk memiliki rumah sendiri, terutama untuk orang-orang yang memiliki masalah rumah seperti saya,” papar Wawan.

Portal properti memang menjadi salah satu sarana para pencari rumah untuk mendapatkan informasi hunian yang mereka cari.

Hal ini juga sejalan dengan hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 di mana 58 persen responden mencari informasi rumah yang akan dibeli melalui portal properti daring, 38 persen responden lainnya melalui blog atau artikel daring serta 23 persen responden lainnya memanfaatkan tur virtual maupun video dari properti yang diincar.

Akhirnya pada 2017, Wawan pun memberanikan diri untuk membeli rumah di pameran properti dengan tanda jadi sebesar Rp1,5 juta yang dibayarkan di pameran.

Setelah DP lunas dan berlanjut ke proses akad kredit, kemudian rumah impian Wawan pun mulai dibangun pihak pengembang yang selesai pada akhir tahun 2018 lalu. Rumah impian yang dimiliki Wawan ini berada di Perumahan Samasta Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Bogor.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menambahkan berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index Kuartal 3 2020, Bogor adalah salah satu wilayah yang banyak diincar oleh pembeli dari kalangan menengah dan menengah bawah di wilayah penyangga Jakarta karena harganya relatif rendah, namun memiliki sarana transp  ortasi yang lebih memadai dan lebih beragam. Median harga rumah tapak di kawasan Bogor mencapai Rp8,7 juta per meter persegi.

"Dua cerita tersebut adalah sebagian dari beberapa cerita yang dikumpulkan oleh Rumah.com sebagai inspirasi yang sangat relevan dengan perjalanan para pencari rumah yang lain. Selain itu masih ada banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Rumah.com terus memelihara optimisme para pencari rumah karena hanya Rumah.com yang percaya anda semua bisa punya rumah. Rumah.com juga membuka kanal media sosialnya bagi mereka yang ingin berbagi perjalanan memiliki rumah idaman," tutur Marine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper