Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat bunga kredit pemilikan rumah (KPR) mulai berangsur-angsur ditekan meski sampai bulan lalu dianggap masih tinggi. Namun, beragam pandangan mewarnai penurunan yang masih berjalan sedikit demi sedikit itu.
Senior Director Leads Property Darsono Tan berpandangan penurunan bunga KPR tidak berdampak besar bagi penjualan properti kecuali jika itu diberlakukan juga untuk pinjaman KPR yang sudah berjalan.
Dia mengatakan bunga KPR yang rendah ini pasti akan membantu konsumen. Namun, karena pandemi Covid-19 ini sudah berdampak ke ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan sudah mengalami krisis ekonomi, dia memperkirakan hingga akhir tahun tidak akan ada peningkatan penjualan rumah karena bunga KPR yang turun.
"Bunga KPR yang saat ini turun, tidak berdampak besar bagi penjualan rumah. Yang dilakukan bank adalah menurunkan bunga KPR untuk konsumen baru. Namun, untuk KPR yang tengah berjalan, belum banyak diturunkan bunganya dan bahkan cenderung sama. Padahal bunga KPR seharusnya untuk pinjaman berjalan juga diturunkan," kata Darsono.
Sementara itu, CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda berpendapat penurunan bunga KPR seharusnya dapat berdampak pada penjualan properti, karena salah satu faktor pertumbuhan properti yaitu tingkat suku bunga yang menurun.
Dia berharap tidak hanya konsumen properti yang diberikan kemudahan, tetapi para pengembang juga diberikan kemudahan berupa subsidi bunga kredit konstruksi yang tengah berjalan.