Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan beberapa upaya sebagai langkah antisipasi risiko kerusakan infrastruktur seperti jembatan dan bendungan dari bencana gempa.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya sedang membangun infrastruktur skala besar seperti 60 bendungan, 60.000 meter jembatan bentang panjang, 2.500 km jalan tol, serta sejumah infrastruktur lainnya.
Pembangunan infrastruktur, ungkapnya, tidak hanya memperhatikan aspek fungsional, melainkan juga perlu memberikan sentuhan arsitektural dan aman secara struktur.
“Pada struktur jembatan-jembatan bentang panjang misalnya harus dilengkapi dengan Structural Health Monitoring System (SHMS) untuk pemantauan kesehatan struktur jembatan," ujarnya dalam pembukaan Lokakarya Virtual Megastruktur dan Infrastruktur Tahan Gempa Indonesia Karya Anak Bangsa, Kamis (24/9/2020).
Basuki mencontohkan misalnya pada jembatan bentang panjang yang telah banyak dibangun di Indonesia, seperti Jembatan Merah Putih di Ambon, Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur, Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara, dan jembatan-jembatan tol seperti Jembatan Kali Kenteng di Jawa Tengah.
Selain itu, pada pembangunan bendungan diperlukan inovasi untuk pengembangan tipe bendungan selain rockfill dam, misalkan dengan mengembangkan bendungan tipe concrete dam dan arch dam.
"Ini merupakan tantangan tersendiri yang perlu kita jawab dan saya percaya para engineer kita mampu melakukan rekayasa bendungan tersebut," ujarnya.
Untuk itu, dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi mitigasi bencana, serta teknologi konstruksi tahan gempa juga sangat diperlukan, agar implementasi dari program pembangunan infrastruktur tersebut dapat berlangsung tanpa mengalami gangguan berupa kerusakan akibat gempa bumi.