Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina EP optismistis bisa menyelesaikan rencana kerja yang telah dicanangkan tahun ini guna mempertahankan capaian produksi.
Direktur Utama Pertamina EP Eko Agus Sardjono menuturkan bahwa dalam menghadapi sisa tahun ini, pihaknya tengah fokus mengoptimalkan serapan gas domestik yang diharapkan mampu mendorong peningkatan atau optimalisasi produksi gas dan kondensat.
"Selain itu, Pertamina EP juga fokus pada penyelesaian rencana kerja pengeboran sumur eksplorasi, survei seismik, pengeboran sumur pengembangan, work over, dan well service sehingga capaian kinerja pada akhir tahun bisa tercapai optimal," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/9/2020).
Per Agustus 2020, Pertamina EP telah merealisasikan kegiatan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 58 sumur dan lima sumur yang tengah berjalan, sedangkan target rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) 2020 revisi sebanyak 79 sumur.
Sementara itu, kegiatan kerja ulang 107 kegiatan telah selesai dan tujuh sedang berlangsung dari target RKAP 2020 revisi sebanyak 192 kegiatan. Realisasi perawatan sumur dan well intervention 2.103 kegiatan telah selesai dari target RKAP 2020 revisi sebanyak 2.547 kegiatan.
Selain itu, pada Agustus 2020 Pertamina EP telah meningkatkan produksi melalui empat sumur pengembangan yang berada di wilayah kerja Pertamina EP Asset 1, 2, 3, dan 5.
Baca Juga
Dengan adanya tambahan produksi pada Agustus tersebut, secara keseluruhan aktivitas pengeboran pengembangan Pertamina EP di Rencana Kerja Tahun 2020 telah berhasil memberi kontribusi 7.809 barel per hari (bph) dan 5,6 MMscfd terhadap keseluruhan produksi minyak dan gas Pertamina EP.
Sesuai dengan RKAP revisi 2020, sampai dengan Juli 2020 produksi minyak Pertamina EP mencapai 80,3 Mbpod atau 99,6% dari target dan produksi gas sebesar 866 MMscfd atau 95 persen dari target.
Sebelumnya, Chief Executive Officer PT Pertamina Hulu Energi (sub-holding upstream) Budiman Parhusip menjelaskan bahwa realisasi Pertamina EP yang masih di bawah target disebabkan oleh kendala yang timbul saat pandemi Covid-19 dan juga rendahnya harga minyak dunia.