Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ARPI: Hanya 16 Provinsi Miliki Fasilitas Penyimpanan Vaksin Covid-19

Fasilitas rantai pendingin di luar Pulau Jawa minim dan belum dilengkapi dengan sistem pengaturan suhu terbaru.
Ilustrasi - Kontainer berpendingin (reefer container)./Bisnis-multivu.com
Ilustrasi - Kontainer berpendingin (reefer container)./Bisnis-multivu.com

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia menyatakan bahwa hanya 16 provinsi di dalam negeri yang memiliki fasilitas mumpuni untuk menyimpan vaksin Covid-19.

Dengan kata lain, lebih dari setengah provinsi di dalam negeri tidak bisa menyimpan vaksin Covid-19 pada awal 2021.

Ketua Umum ARPI Hasanuddin Yasni mengatakan bahwa fasilitas rantai pendingin di luar Pulau Jawa minim dan belum dilengkapi dengan sistem pengaturan suhu terbaru. Adapun, sistem pengaturan suhu terbaru penting untuk menyimpan vaksin lantaran rentang pengaturan suhunya yang sempit.

"[Suhu untuk menjaga vaksin ada di kisaran] 2—6 derajat Celcius. Kalau turun sedikit saja bahaya [karena vaksinnya bisa rusak]," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/9/2020).

Menurut Hasanuddin, pihaknya sedang menggodok sistem logistik vaksin Covid-19 untuk tahun depan bersama lembaga dan kementerian terkait. Walaupun telah ada fasilitas rantai pendingin di mayoritas pelabuhan, dia menilai fasilitas tersebut terlalu dingin untuk vaksin.

Hasanuddin mendata hanya ada 16 provinsi yang memiliki fasilitas rantai pendingin mumpuni untuk menyimpan vaksin. Dalam data tersebut, seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali telah memiliki fasilitas yang mumpuni.

Sementara itu, di Sumatra hanya ada di beberapa provinsi, seperti Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Lampung, dan Riau, sedangkan di Kalimantan hanya Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Semakin ke wilayah bagian timur, hanya ada empat provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

"Selain itu kami harus turunkan kontainer pendingin [berukuran] 40 feet, kalau di kabupaten 20 feet. [Logistik dari] kontainer pendingin ini ada truk pendingin yang akan mendistribusikan dari kabupaten ke puskesmas," ucapnya.

Kementerian Kesehatan mengklaim bahwa sebanyak 10.000 puskesmas telah memiliki fasilitas rantai pendingin. Adapun, fasilitas yang dimaksud hanya sebatas kulkas yang membuat suhu vaksin dapat berubah dengan cepat ketika dibuka tutup.

Hasanuddin menilai fasilitas rantai pendingin tersebut masih belum mumpuni. "Kalau untuk olahan pangan masih oke, tapi kalau yang namanya vaksin masih rawan," katanya.

Di sisi lain, dia menyatakan bahwa beberapa industriawan rantai pendingin sedang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) untuk menyiapkan fasilitas rantai pendingin perseroan.

Sejauh ini, ujarnya, sebagai pabrikan sedang memproduksi chilled storage untuk menyimpan vaksin besutan Bio Farma di beberapa kota besar.

Hasanuddin menyampaikan bahwa Bio Farma masih urung membangun fasilitas rantai pendingin di selain kota besar karena pasokan listrik yang meragukan. Adapun, satu kontainer pendingin berukuran 40 kaki membutuhkan tegangan listrik sebesar 13.000 kWh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper