Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum (Perum) Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) meminta Kementerian Perhubungan untuk bisa segera mengeluarkan izin uji coba bus listriknya karena sudah diajukan selama dua tahun.
Direktur Utama Damri Setia N. Milatia Moemin mengharapkan bisa melakukan uji coba pada bulan depan. Rencana ekspansi ini sudah menjadi mimpi lama bagi perusahaan.
“Mudah-mudahan kami kalau bisa dapat izin uji cobanya bisa menjalankan bulan depan. Ini saya sambil berkata dengan senyuman kepada Dirjen Perhubungan darat supaya bisa mengizinkan uji coba karena sudah dua tahun,” ujarnya, Jumat (18/9/2020).
Nila menyebutkan selama pandemi ini, perseroan telah melakukan sejumlah hal terkait dengan pivoting atau perubahan bisnis model, renegosiasi, hingga mengupayakan struktur finansial yang lebih dinamis.
Saat ini kesulitan yang dialami DAMRI adalah struktur finansial aset produksi yang dimiliki bersifat depresiasi. Aset produksi yang pada mulanya dibeli dengan mahal hingga miliaran rupiah, tetapi pada akhirnya nilai aset menjadi nol dan berdampak penurunan ekuitas. Kondisi ini yang membuat DAMRI kembali berdarah karena daya beli masyarakat yang juga turun untuk sektor transportasi.
Dalam kondisi ini dia mengharapkan pemerintah membantu dalam struktur finansial bukan dalam bentuk tunai tetapi kebijakan yang bisa membuat struktur keuangan lebih dinamis. Selain menghadapi tantangan besar selama pandemi, Nila tak menampik di sisi lain pandemi juga telah mendorong perusahaan melakukan banyak digitalisasi.
Baca Juga
Sejak 2018, DAMRI sudah merencanakan ekspansi besar bus listrik, tetapi karena belanja modal cukup besar, butuh waktu agar dapat pinjaman yang tepat. Pihaknya fokus memperbaiki struktur keuangannya agar mendapatkan rating yang baik dan sesuai persyaratan pinjaman dari ADB yang wajib minimal dengan rating B+.
Menurutnya, jika DAMRI menggunakan pinjaman dari perbankan, bunga pinjamannya lebih tinggi dari ADB sehingga beban yang diberikan kepada masyarakat berupa tarif akan lebih besar. Milatia memiliki dua skema pengadaan bus listrik di layanan DAMRI, yakni melalui penggantian bus angkutan bandara soekarno-hatta dan masuk ke pengadaan bus dari Transjakarta.