Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Asean+3 Sepakat Tambah Porsi Fasilitas IDLP

Salah satu kesepakatan penguatan kerja sama Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) adalah peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari semula 30 persen menjadi 40 persen
Sekretariat Asean di Jakarta. -Bisnis.com/Samdysara Saragih
Sekretariat Asean di Jakarta. -Bisnis.com/Samdysara Saragih

Bisnis.com, JAKARTA – Negara anggota Asean+3 sepakat untuk memperkuat kerja sama Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) melalui sejumlah strategi. 

Adapun, salah satu kesepakatan penguatan kerja sama CMIM adalah peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari semula 30 persen menjadi 40 persen. CMIM IDLP adalah fasilitas CMIM yang diberikan kepada negara ASEAN+3 tanpa harus dikaitkan dengan program IMF.

Selain itu,  Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara Asean bersama China, Jepang, dan Korea Selatan yang tergabung dalam forum ASEAN+3  juga menyepakati penambahan komponen mata uang lokal negara-negara anggota Asean+3 pada fasilitas CMIM.

“Kesepakatan tersebut menandai peringatan 10 tahun kerja sama CMIM sebagai salah satu komponen penting dalam jaring pengaman keuangan global,” tulis Bank Indonesia dalam siaran persnya, Jumat (18/9/2020).

Para pejabat negara anggota Asean+3 juga meyakini penguatan terhadap kerja sama CMIM dapat mendukung ketahanan ekonomi dan keuangan regional.

Negara-negara yang tergabung forum ASEAN+3 juga menggarisbawahi pentingnya peningkatan kerja sama keuangan regional untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah menimbulkan ketidakpastian prospek ekonomi dan keuangan ke depan.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo melakukan penanganan Covid-19 secara komprehensif.

Perry juga menekankan bahwa koordinasi dan kerja sama di antara pemangku kebijakan merupakan kunci utama.

Sejalan dengan itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi antara ekspansi moneter dan akselerasi stimulus fiskal Pemerintah.

Melalui partisipasi Bank Indonesia dalam membiayai pengeluaran pemerintah untuk penanganan Covid-19, diharapkan Pemerintah dapat lebih memfokuskan perhatiannya pada upaya akselerasi realisasi APBN untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional, termasuk dalam mendukung UMKM.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh beberapa lembaga internasional, yaitu Asean+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF).

Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memberikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dan keuangan terkini, baik regional maupun global, serta rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi dampak dari pandemi Covid-19

Adapun CMIM merupakan kerjasama keuangan di antara negera-negara Asean+3 dalam bentuk fasilitas dukungan likuiditas bagi negara yang menghadapi masalah likuiditas jangka pendek atau kesulitan neraca pembayaran. Kerja sama CMIM dibentuk pada 2010 dengan nilai komitmen kerja sama sebesar US$240 miliar. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper