Bisnis.com, JAKARTA - Kendati telah terjadi akselerasi, kinerja penyerapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) masih belum menunjukkan progres yang signifikan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pencairan anggaran PEN telah mencapai Rp254,4 triliun atau 36,6% dari pagu sebesar Rp695,2 triliun.
Menariknya, alih-alih menyediakan data yang akurat, pemerintah justru salah dalam menghitung persentase penyerapan anggaran. Anggaran kesehatan misalnya, Airlangga menyebut anggaran kesehatan realisasinya sebesar 33,47% atau Rp18,45 triliun dari Rp87,5 triliun.
Padahal, jika total alokasi anggaran Rp87,57 triliun, dengan realisasi Rp18,45 triliun, realisasi anggaran PEN hanya terserap kurang lebih di angka 21%. Pemerintah juga tak menyebutkan realisasi pembiyaan korporasi yang dialokasikan sebesar Rp53,57 triliun.
Adapun program perlindungan sosial dari sudah direalisasikan 57,49% atau mencapai Rp134,4 triliun dari pagu Rp203,91 triliun, dan program sektoral Pemda sebesar 49,26% atau 20,53 triliun.
"Untuk insentif usaha sebesar 18,43% atau Rp22,23 triliun kemudian dukungan UMKM 41,34% atau Rp58,74 triliun," kata Airlangga, Jumat (18/9/2020).
Adapun Airlangga menambahkan bahwa potensi penyerapan sampai akhir tahun 2020 akan optimal di angka 100%. Anggaran kesehatan dari Rp87,55 triliun diperkirakan realisasinya bisa mencapai Rp84,02 triliun, perlindungan sosial ada kenaikan dari anggaran Rp203,9 triliun diperkirakan bisa mencapai 242,01 triliun.
Sektoral Pemda diperkirakan dari Rp106,11 triliun akan terealisasi Rp71, 54 triliun, kemudian UMKM dari anggaran Rp123,4 triliun diperkirakan akan sedikit meningkat sebesar Rp128,05 triliun. Sementara untuk pembiayaan korporasi dari Rp53,6 triliun itu diperkirakan sebesar Rp49,05 triliun.
"Dari total Pagu anggaran Rp 695,2 triliun realisasinya bisa mencapai 100% dengan komposisi realokasi pada 6 kelompok kegiatan," tukas Airlangga