Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Batu Bara Domestik Berkurang, Pasar Ekspor Jadi Harapan

Secara umum, pasar batu bara di negara-negara berkembang masih cukup potensial untuk disasar.
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha batu bara menumpukan harapan pada pulihnya permintaan batu bara di pasar ekspor.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan bahwa pengusaha batu bara tak lagi bisa berharap terlalu banyak pada pasar domestik.

Pasalnya kebutuhan batu bara di pasar domestik juga diproyeksikan mengalami penurunan signifikan akibat dampak pandemi Covid-19, terutama untuk pembangkit listrik tenaga uap yang mendominasi hingga 70 persen dari total kebutuhan batu bara domestik.

"Pelaku usaha sendiri harapannya dengan kondisi demand ekspor melemah, kami tentu berharap di domestik. Namun, dengan proyeksi domestik berkurang, ini jadi tantangan," ujar Hendra ketika dihubungi Bisnis, Rabu (16/9/2020).

Dengan kondisi seperti ini, menurutnya, perusahaan mau tidak mau maksimalkan potensi pasar ekspor di tengah permintaan yang melemah.

Hendra menuturkan bahwa seiring dengan pulihnya ekonomi di beberapa negara, hal itu telah memberi harapan kepada eksportir batu bara akan adanya peningkatan permintaan ekspor ke depan.

Pengusaha batu bara juga berusaha mencari pasar-pasar nontradisional yang cukup potensial. Secara umum, pasar batu bara di negara-negara berkembang masih cukup potensial untuk disasar.

"Negara berkembang, seperti Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh butuh batu bara juga ke depan. Vietnam juga sudah keluarkan pernyataan bahwa peran batu bara akan lebih besar," katanya.

Di sisi lain, menurunnya kebutuhan batu bara di pasar domestik juga dinilai menjadi tantangan pemerintah untuk menetapkan target produksi dan kewajiban menyediakan batu bara domestik (domestic market obligation/DMO).

Hendra menilai pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mengurangi besaran kewajiban DMO yang saat ini dipatok sebesar 25 persen dari tingkat produksi seiring berkurangnya kebutuhan batu bara dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper