Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciputra (CTRA) Pastikan Tak Ada Proyek Terdampak Covid-19

Salah satu proyek yang tengah digarap perusahaan yakni Newton 2 di Ciputra World Jakarta yang akan tetap diselesaikan karena sebagian besar telah terjual.
Ciputra World 2, Jakarta. Proyek ini merupakan salah satu besutan proyek mixed use PT Ciputra Development Tbk./ciputradevelopment.com
Ciputra World 2, Jakarta. Proyek ini merupakan salah satu besutan proyek mixed use PT Ciputra Development Tbk./ciputradevelopment.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT Ciputra Development Tbk. menjamin tak ada proyek yang ditunda meskipun masih terjadi pandemi Covid-19 dan adanya pembatasan sosial berskala besar di Jakarta.

Hingga akhir semester I/2020, perseroan telah mencatatkan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp2 triliun, turun 16,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut mencapai 44,4 persen dari target prapenjualan baru yang ditetapkan sebesar Rp4,5 triliun.

Direktur PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) Harun Hajadi mengatakan bahwa PSBB ini bersifat sementara. Menurutnya, ekonomi sudah berangsur-angsur pulih. Namun, adanya PSBB berdampak pada ekonomi yang kembali lagi tertekan.

"PSBB ini dampaknya akan lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya karena orang sudah lebih terbiasa dengan segala macam online," ujarnya kepada Bisnis, Senin (14/9/2020).

Sejauh ini, belum ada proyek perusahaan yang sampai terhambat atau dihentikan. Salah satu proyek yang tengah digarap perusahaan yakni Newton 2 di Ciputra World Jakarta yang akan tetap diselesaikan karena sebagian besar telah terjual.

Perusahaan akan fokus melakukan penjualan daring, efisiensi, dan meningkatkan efektivitas biaya promosi untuk menarik pelanggan.

"Kalau proyek yang tahap perencanaan ada, tapi itu kan masih perencanaan, masih jauh. Jadi, kami memang masih beraktivitas seperti biasa dan masih melakukan marketing," katanya.

Harun menilai kondisi saat ini yang paling terdampak adalah pusat perbelanjaan dan hotel karena jumlah pengunjung mal sangat berkurang. Saat ini perusahaan juga memberi relaksasi kepada para penyewa agar dapat bertahan.

"Kondisi ini yang berdampak mal dan hotel. Kalau pengunjungnya sedikit, maka tenant tidak akan bayar, berarti juga karyawan toko akan dirumahkan, berarti juga konsumsi menurun dan ekonomi berhenti, itu yang parah," tutur Harun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Zufrizal

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper