Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Hotel dan Restoran Terpuruk, Begini Harapan Apindo

Sektor retail menjadi sektor selanjutnya yang terus mengalami penurunan omset, sektor transportasi, dan manufaktur, termasuk otomotif.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Kebijakan Publik Sutrisno Iwantono (kiri) dan Ketua Bidang Properti dan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar memberikan paparan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bidang Kebijakan Publik Sutrisno Iwantono (kiri) dan Ketua Bidang Properti dan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar memberikan paparan dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/1/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -  Sektor hotel dan restoran disebut sebagai bidang ekonomi yang paling terpuruk di masa pandemi virus Corona atau Covid-19.

Hal itu dinyatakan Ketua Bidang Kebijakan Publik, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sutrisno Iwantono dalam diskusi daring 'Indonesia Leader's Talk: Ancaman Resesi Ekonomi vs Cita-Cita Kesejahteraan', Senin (7/9/2020).

"Kalau sektor hotel dan restoran itu macet artinya belanja kepada barang pertanian itu juga macet," kata Sutrisno.

Lebih lanjut, sektor retail menjadi sektor selanjutnya yang terus mengalami penurunan omset, sektor transportasi, dan manufaktur, termasuk otomotif.

Sebaliknya, sektor telekomunikasi mengalami kenaikan karena di masa pandemi, banyak kegiatan dilakukan secara daring, selain sektor industri alat kesehatan yang jelas sangat dibutuhkan saat ini.

"Yang menggembirakan itu pertanian. Ini yang justru harus dijaga. Jangan sampai di saat seperti ini uang gak ada, beras pun gak ada," katanya.

Walhasil, untuk memulihkan ekonomi nasional, Sutrisno menilai harus ada kebijakan pemerintah di bidang moneter yang mendorong peningkatan likuiditas yang berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat.

Selain itu penyerapan anggaran terkait Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga harus dilakukan lebih cepat.

"Akhir tahun ini sepertinya akan ada perbaikan karena pembelanjaan akan digenjot. Namun itu belum tentu untuk tahun 2021 nanti," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper