Bisnis.com, JAKARTA – Perdagangan Indonesia ke China terus menunjukkan peningkatan meski di tengah pandemi Covid-19. Kenaikan salah satunya ditopang dari produk makanan sehat dan buah-buahan.
Hal ini diungkapkan oleh KBRI Beijing melalui siaran pers, Minggu (6/9/2020). Peningkatan perdagangan terjadi seiring dengan perbaikan perekonomian China pada kuartal II/2020 yang mencatat pertumbuhan 3,2 persen setelah terkontraksi 6,8 persen pada kuartal I/2020.
Total perdagangan kedua negara pada semester I/2020 mencapai US$35,6 miliar. Walaupun pada periode ini China masih mengalami surplus terhadap Indonesia sebesar US$986 juta, defisit perdagangan Indonesia terhadap China pada tercatat mengecil sebesar 80 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Beberapa produk unggulan Indonesia mencatat kenaikan signifikan ekspor ke China pada kuartal I/ 2020.
- Batu Bara (HS 2701) naik 74.42 persen
- Besi dan Baja (HS 7202) naik 196.40 persen
- Sarang Burung Walet (HS 0410) naik 189.61 persen
- Ikan Frozen (HS 0303) naik 53.78 persen
- Buah Tropis (HS 0804) naik 22.29 persen
- Buah Dalam Kemasan (HS 2007) naik 320.27 persen
- Ikan Kalengan (0305) naik 92.59 persen
- Sepatu (HS 6403) naik 24.59 persen
- Furnitur (HS 9404) naik 30.87 persen
- Kayu olahan (HS 4409) naik 222.44 persen
- Elektronik (HS 8541) naik 14.70 persen.
Sebelum pandemi Covid-19, KBRI Beijing telah secara aktif melakukan diplomasi ekonomi antara lain dengan memfasilitasi kegiatan promosi dan forum bisnis trade , touris, and imvestment (TTI).
Baca Juga
"Perubahan cara hidup masyarakat terkait pandemi Covid-19 membuka peluang kerja sama baru Indonesia – China khususnya secara virtual," seperti dikutip dari siaran pers.
Beberapa kegiatan diplomasi ekonomi bidang TTI di tengah pandemi Covid-19 terus dilakukan KBRI Beijing, di antaranya promosi investasi dan pariwisata secara daring dan melakukan penjualan produk Indonesia dengan memanfaatkan platform digital bersama influencer.
Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan diplomasi ekonomi di KBRI Beijing yang juga mendukung pelaksanaan tugas Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) yang dibentuk Kementerian Luar Negeri RI.