Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah di Inggris melonjak ke level tertinggi sepanjang masa pada bulan Agustus, didorong oleh permintaan yang terpendam dan rekor suku bunga hipotek yang rendah, menurut angka baru dari Nationwide Building Society.
Komunitas tersebut mengatakan harga melonjak 2 persen pada Agustus 2020, menyusul kenaikan 1,8 persen pada Juli, menandai kenaikan bulanan tertinggi sejak Februari 2004.
Pertumbuhan harga rumah secara tahunan melonjak menjadi 3,7 persen bulan lalu dari 1,5 persen pada Juli 2020.
Harga rata-rata adalah 224.123 pound sterling (Rp4,38 miliar) pada Agustus, naik dari hanya di bawah 170.000 pound (Rp3,32 miliar) 10 tahun yang lalu, ungkap Nationwide.
Robert Gardner, kepala ekonom Nationwide, mengatakan kenaikan harga mencerminkan pemulihan cepat yang tak terduga dalam aktivitas pasar perumahan sejak pelonggaran lockdown.
“Rebound ini mencerminkan sejumlah faktor. Permintaan terpendam datang. Keputusan yang diambil untuk pindah sebelum lockdown sekarang berlangsung. Pergeseran perilaku juga dapat meningkatkan aktivitas, karena orang menilai kembali kebutuhan dan preferensi perumahan mereka sebagai akibat dari kehidupan yang terkunci,” paparnya.
Baca Juga
Pasar perumahan terpukul keras pada Maret di puncak lockdown, karena agen perumahan dipaksa untuk menutup kantor mereka dan tidak diperbolehkan meninjau properti.
Pekan ini embangun rumah terbesar di Inggris, Barratt Developments membatalkan pemberian dividen sebesar 175 juta (Rp3,42 triliun), karena laba semester pertama merosot 46 persen menyusul "gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya" pada aktivitas penjualan dan bangunan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Susannah Streeter, analis investasi dan pasar senior di Hargreaves Lansdown, mengatakan beberapa bulan ke depan sangat penting bagi Barrat, karena sementara kelompok tersebut menunjukkan kekuatannya selama lockdown, resesi yang berkepanjangan akan memberikan ujian yang lebih berat.