Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur PT Sarimelati Kencana Tbk., perusahaan pemegang hak franchise Pizza Hut, Jeo Sasanto, mengatakan kondisi mulai membaik bagi segmen bisnis waralaba pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Namun demikian, bisnis di segmen tersebut dikatakan belum dapat berjalan secara maksimal sepertihalnya ketika pandemi virus corona (Covid-19) belum melanda.
Pasalnya, pemerintah masih memberlakukan pembatasan 50 persen kapasitas tempat duduk dan jam operasional.
"Kondisi sekarang sudah membaik dibandingkan dengan kuartal II/2020 di mana tempat usaha banyak yang tutup. Akan tetapi, bisnis ini belum bisa berjalan dengan maksimal seperti sebelum Covid-19 karena adanya pembatasan 50 persen kapasitas tempat duduk serta jam operasional yang terbatas," ujar Jeo kepada Bisnis, Jumat (28/8/2020).
Kendati demikian, dirinya mengaku masih cukup sulit untuk memproyeksikan bisnis pada masa-masa seperti saat ini. Terutama, kata Jeo, akibat diberlakukannya perpanjangan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dia pun memperkirakan kondisi baru dapat kembali seperti semula ketika vaksin Covid-19 sudah diuji secara massal.
Sejauh ini, ujarnya, perusahaan masih memasang posisi bertahan sembari tetap menjalankan protokol. Strategi banting harga pun menjadi satu-satunya pilihan yang dapat diterapkan setidaknya sampai dengan akhir 2020.
"Saat ini, kami menerapkan strategi bertahan. Kami buka dulu, karyawan kerja, dan sembari mengharapkan pertumbuhan," kata Jeo.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Levita Supit memperkirakan omset penjualan bisnis waralaba di Tanah Air mampu tumbuh di kisaran 5-10 persen pada kuartal III/2020.
"Setelah terpaksa tutup pada kuartal I dan recovery pada kuartal II/2020 seiring dengan pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dilakukan oleh pemerintah, pada kuartal III/2020 omset diperkirakan bakal naik," ujar Levita kepada Bisnis, Jumat (28/8/2020).
Dia mengungkapkan, omset penjualan di bisnis waralaba mengalami penurunan lebih dari 20 persen secara tahunan (YoY) pada semester I/2020. Pada periode yang sama pada tahun sebelumnya, kata Levita, omset penjualan segmen waralaba di Tanah Air berjumah sekitar Rp100 triliun.
Di lapangan, jelas Levita, peningkatan penjualan sudah terjadi. Diskon besar-besaran yang dilakukan oleh pelaku usaha waralaba pada Agustus 2020 lalu dalam rangka hari kemerdekaan diklaim meningkatkan penjualan.
Dia tidak menjelaskan secara terperinci terkait dengan kenaikan penjualan yang diraup oleh pelaku usaha waralaba tersebut, tetapi dia meyakini pemberian diskon besar-besaran akan menjadi strategi pemasaran yang jitu untuk diterapkan di sepanjang semester II/2020.
Diskon besar-besaran, kata Levita, dapat menarik kembali daya beli dan minat belanja masyarakat karena terjangkaunya harga.