Bisnis.com, JAKARTA - Usaha kepelabuhanan sebagai penunjang logistik masih akan mengalami penurunan hingga akhir 2020. Pemulihan paling mungkin terjadi pada kuartal IV/2020 yang ditopang pengiriman domestik.
Senior Vice President Aliansi Bisnis PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC Rachmat Prayogi mengatakan kinerja pelabuhan Semester II/2020 diperkirakan masih terjadi penurunan dibandingkan dengan 2019.
"Kondisi Semester II/2020 masih declining walaupun asumsi di pemegang saham 2020 revisi anggaran dengan asumsi ada rebound pada kuartal IV/2020," katanya, Rabu (26/8/2020).
Namun, dia menegaskan kondisi saat ini pada Agustus 2020 kinerja arus barang masih terus menurun. Hal ini cukup mengkhawatirkan, sehingga pihaknya tetap mempersiapkan kondisi terburuk sepanjang tahun ini.
Pria yang akrab disapa Yoyo ini mengatakan saat ini masalah utama bagi mitra IPC adalah arus kas (cash flow), sehingga pihaknya pun memberikan insentif berupa pemberian relaksasi pembayaran kewajiban di pelabuhan.
"Kami beri term of payment domestik, 15 hari pembayaran di belakang, jadi support logistik domestik di Pelabuhan Tanjung Priok. Di tempat lain ada beberapa insentif pembebasan penumpukan peti kemas kosong, pemberian relaksasi pada Juli 2020, sudah diberikan," ujarnya.
Baca Juga
Namun, dia juga tidak menutup kemungkinan memberikan insentif tambahan dengan memperhatikan kondisi yang ada di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) saat ini. Pihaknya, menyebut akan berdiskusi kembali dengan mitranya seperti operator kapal dan perusahaan bongkar muat.
Lebih lanjut, dia melihat potensi adanya perpindahan sejumlah industri di luar negeri ke Indonesia setelah para investor ini melakukan kalkulasi bisnis pascapandemi. Hal ini, imbuhnya, menjadi kesempatan dan tantangan bagi kepelabuhanan menyiapkan fasilitas.
IPC lanjutnya, berfokus melakukan perbaikan infrastruktur lunak seperti sumber daya manusia, digitalisasi dan peningkatan operasi terminal, serta memanfaatkan sister port sebagai mitra pembelajaran.