Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Hadirkan Listrik di 20 Desa Terpencil di NTT

Sepanjang Agustus 2020, PLN berhasil melistriki 20 desa dan satu dusun di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Petugas memasang kabel tegangan tinggi. Hingga Juli 2020, rasio elektrifikasi Provinsi NTT telah mencapai 86,13 persen. Sedangkan hingga Agustus 2020, rasio desa berlistrik telah mencapai 94,33 persen. /Bisnis-Dedi Gunawan
Petugas memasang kabel tegangan tinggi. Hingga Juli 2020, rasio elektrifikasi Provinsi NTT telah mencapai 86,13 persen. Sedangkan hingga Agustus 2020, rasio desa berlistrik telah mencapai 94,33 persen. /Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang Agustus 2020, PLN berhasil melistriki 20 desa dan satu dusun di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untuk melistriki 21 lokasi yang ada, PLN membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 131,666 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 144,15 kms, dan 43 buah gardu distribusi dengan total kapasitas 1.975 kiloVolt Ampere (kVA).

“Kami terus berupaya melistriki desa-desa terpencil yang ada di NTT agar keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud,” ujar General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT Agustinus Jatmiko melalui keterangan tertulisnya, Rabu (26/8/2020).

Adapun 21 lokasi tersebut, yaitu Desa Mbueain, Desa Oebela dan Desa Kuli di Rote; Desa Kiuoni, Desa Nano, Desa Sabun, Desa Leonmeni, Desa Baus, dan Desa Fatu Manufui di Kabupaten Timor Tengah Selatan; serta Desa Lukukamaru Kabupaten Sumba Timur.

Selanjutnya Desa Satar Punda, Desa Satar Punda Barat, Desa Liang Deruk, Desa Nampar Tabang, Desa Satar Kampas, Desa Satar Padut, Desa Mokel, Desa Golo Meni, dan Desa Rana Mbeling di Kabupaten Manggarai Timur; Desa Wokowoe di Kabupaten Nagekeo, serta satu Dusun Kloat di Kabupaten Sikka.

Hadirnya listrik di Desa Mbueain, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, yang mayoritasnya bermata pencaharian sebagai nelayan, memberikan nilai tambah ikan-ikan hasil tangkapan.

“Selama ini hasil tangkapan nelayan hanya dijual dan untuk konsumsi sendiri. Untuk mengawetkan ikan kami harus mencari es batu ke Nembrala, Oenitas atau Dela, dengan harga Rp1.000 per batang atau Rp200.000 per boks untuk kebutuhan 2 sampai 3 hari. Sekarang sudah ada listrik kami bisa membuat sendiri es batu dan pengawetan ikan juga menjadi lebih murah,” kata Kepala Desa Mbueain, Fedi Ontiel Bobby.

Hingga Juli 2020, rasio elektrifikasi Provinsi NTT telah mencapai 86,13 persen. Sedangkan hingga Agustus 2020, rasio desa berlistrik telah mencapai 94,33 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper