Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengusir Rasa Takut, Menjaga Detak Ekonomi

Perekonomian Indonesia yang didominasi konsumsi domestik diperkirakan sulit bergerak tanpa diiringi oleh rasa aman di tengah masyarakat. 
Budi Gunadi Sadikin Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 bertajuk Optimis Bangkit dari Pandemi di Jakarta, Sabtu (15/8/2020)./Kominfo
Budi Gunadi Sadikin Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 bertajuk Optimis Bangkit dari Pandemi di Jakarta, Sabtu (15/8/2020)./Kominfo

Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin sempat menyoroti pentingnya membangun rasa aman agar konsumsi masyarakat dapat dipacu.

Perekonomian Indonesia yang didominasi konsumsi domestik disebutnya bakal sulit bergerak tanpa diiringi oleh rasa aman di tengah masyarakat. 

“57 sampai 58 persen kontributor PDB kita saat ini tidak memutar ekonomi karena merasa takut,” kata Budi ketika dihubungi Bisnis tak lama ini.

Maka, penanggulangan pandemi menjadi suatu keniscayaan. Rasa aman menjadi faktor kunci dalam menciptakan kepercayaan masyarakat untuk kembali menjalankan aktivitas ekonomi, untuk melanjutkan konsumsi.

Dia menjelaskan permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini berbeda dengan krisis ekonomi pada 1998, 2008, dan 2013 yang dipicu oleh permasalahan keuangan.

Pandemi Covid-19 yang menelan banyak korban jiwa disebutnya menyebabkan permasalahan ekonomi lantaran memaksa banyak pemangku kebijakan untuk membatasi aktivitas fisik dan mobilitas, padahal kegiatan fisik menjadi kunci dari bergeraknya ekonomi.

Ihwal rasa aman ini pun disoroti oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani yang mengungkapkan bahwa konsumsi masyarakat menengah ke atas hanya bisa didorong dengan menciptakan rasa aman.

Sementara untuk masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah, bantuan tunai menjadi instrumen penting untuk menjamin pemenuhan kebutuhan ekonomi terus berlanjut. 

“Masyarakat harus diyakinkan bahwa risiko memang ada, tapi pada saat yang sama pemerintah juga harus memastikan siap menangani dengan treatment  yang tepat. Dengan demikian demand akan tumbuh. Tanpa itu semua, cash transfer berapa pun akan jebol karena masyarakat diam saja,” kata Hariyadi.

Permintaan

Menggenjot demand menjadi hal yang krusial demi mencegah koreksi lebih dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perekonomian Tanah Air hanya tumbuh 2,97 pada kuartal I.

Kondisi ini diikuti pula oleh perlambatan konsumsi rumah tangga sebesar 2,84 persen dibandingkan dengan kuartal I/2019. Padahal konsumsi rumah tangga menyumbang 58,14 persen dalam struktur produk domestik bruto (PDB) kala itu.

Tren perlambatan ini semakin jelas kala konsumsi rumah tangga terkontraksi 5,51 persen pada kuartal II/2020, ketika kontribusinya pada PDB mencapai 57,85 persen.

Pada saat yang sama, ekonomi Indonesia tumbuh negatif 5,32 persen. Ini adalah kontraksi pertama sejak krisis 1998.

Maka menjadi hal yang lumrah kala berbagai lini bisnis ramai-ramai meluncurkan sejumlah jurus untuk menjaga detak ekonomi. Mulai dari obral diskon sampai kampanye belanja aman. Semua dilakukan demi menciptakan rasa percaya bagi konsumen.

Salah satu kontribusi dunia usaha untuk mendorong pemulihan ekonomi adalah lewat kampanye. Tokopedia misalnya, perusahaan yang mencatatakan kontribusi ekonomi lebih dari 1 persen itu berkomitmen untuk mengedepankan kampanye #JagaEkonomiIndonesia.

External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengemukakan bahwa kampanye ini bertujuan untuk mendorong sebanyak-banyaknya masyarakat Indonesia, khususnya UMKM, dalam mendapatkan panggung untuk menciptakan peluang daring dan memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan tanpa harus keluar rumah.

“Mengingat belanja online bisa menjadi alternatif untuk mengurangi risiko penyebaran virus di tempat ramai, sekaligus mendorong bisnis terus beroperasi secara online di tengah adaptasi kebiasaan baru,” kata Ekhel. 

Berbagai kolaborasi yang sejalan dengan kampanye ini pun dilakukan dengan menggandeng pemerintah maupun pengusaha lintas sektor.

Gerakan ini mencakup aksi belanja produk lokal untuk mendukung UMKM dalam negeri dan juga produk pertanian lokal dengan menggandeng Kementerian Pertanian.

“Kunci menghadapi pandemi adalah beradaptasi dengan terus berinovasi dan berkolaborasi. Hal ini dilakukan seluruh pegiat usaha di Indonesia, tidak terkecuali Tokopedia dan lebih dari 8,6 juta penjual terdaftar di platform kami,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper