Bisnis.com, JAKARTA — Nasib lebih dari 60.000 pekerja Unilever Tea Kenya Limited berada dalam ketidakpastian karena perusahaan memikirkan kembali bisnis tehnya di negara itu menyusul kerugian besar yang dideritanya.
Unilever telah menjalankan skema pensiun dini sukarela untuk para pekerjanya sejak 2018 dan bulan ini mengatakan kepada Persatuan Pekerja Pertanian dan Perkebunan Kenya bahwa mereka bermaksud untuk mempertahankan operasi setidaknya selama 1 tahun sebelum membuat keputusan akhir tentang bisnis tehnya.
Sementara pekerja di cabang lokalnya diyakinkan bahwa perusahaan akan tetap ada, ceritanya berbeda dalam komunikasi perusahaan induk dengan investor. Perusahaan induk Unilever mengumumkan pada Juli bahwa mereka akan melepaskan bisnis tehnya dan hanya akan mempertahankan operasinya di India dan Indonesia. Di kedua negara itu, seperti dukutip dari www.nation.co.ke, Kamis (14/8/2020), penjualan unggulan Lipton Tea telah meningkat.
“Pada bulan Januari Unilever mengumumkan tinjauan strategis atas bisnis teh globalnya, yang mencakup merek-merek terkemuka seperti Lipton, Brooke Bond, dan PG Tips. Review ini telah menilai berbagai pilihan. Kami akan mempertahankan bisnis teh di India dan Indonesia dan kepentingan kemitraan dalam usaha patungan teh siap minum,” kata perusahaan itu saat merilis hasil paruh pertama 2020, Kamis (23/7/2020).
Unilever belum mengungkapkan rencananya terhadap operasi di Kenya kepada pemegang saham, yang telah bertahan lima tahun tanpa menerima dividen karena kerugian.
Sylvia-ten Den, Direktur pelaksana Unilever Kenya Tea Limited, telah menulis surat kepada pekerja untuk menginformasikan bahwa perusahaan sedang mengubah model operasinya.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa Unilever akan membentuk perusahaan baru untuk mengelola bisnis teh globalnya dan bentuk entitas baru tersebut akan diputuskan pada akhir tahun depan. Dia memastikan hingga saat itu operasi akan berjalan seperti biasa.
“Saya ingin memberi tahu Anda bahwa setelah tinjauan teh strategis, Unilever telah memutuskan bahwa masa depan terbaik untuk merek teh adalah membuat perusahaan teh global terpisah untuk menjalankan bisnis. Perusahaan baru akan menjual merek teh di seluruh dunia dan akan dipasok oleh perkebunan Afrika Timur," kata Den dalam surat kepada KPAWU.