Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan dalam mengejar ketertinggalan dari negara lain, pemerintah dapat menetapkan perbaikan daya saing menjadi indikator.
Adapun, poin-poin yang menjadi perhatian di sana meliputi reformasi birokrasi ataupun efektivitas infrastruktur. Poin lainnya adalah bagaimana Indonesia mengejar ketertinggalan di bidang kesehatan.
Bhima menilai Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain di bidang kesehatan. “Kita tertinggal sekali di bidang kesehatan dan ini kesempatan kita untuk mengejar hal tersebut dengan program-program yang lebih konkret,” kata Bhima kepada Bisnis.com, Jumat (14/8).
Meski pemerintah telah menggarkan dana sebesar Rp87 triliun di bidang kesehatan pada tahun ini, kata Bhima, pemerintah dapat meningkatkannya menjadi dua kali lipat untuk mengejar ketertinggalan.
Upaya lain yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengejar ketertinggalan, menurut Bhima, adalah dari sisi digital. Saat negara lain terpukul oleh Covid-19, sektor informasi dan komunikasi Indonesia masih dapat tumbuh 10 persen lebih. Indonesia juga memiliki motor perusahaan rintisan yang dikepalai oleh anak muda.
Menurut Bhima program-program seperti pemberian internet gratis dan peningkatan kapasitas dan cakupan internet, dapat membuat industri digital Tanah Air makin meroket.
Baca Juga
Adapun yang terakhir, kata Bhima, program yang dapat digelar untuk mengejar ketertinggalan adalah pengembangan industri dengan menangkap peluang relokasi industru dari negara-negara maju.
“Tiga itu kira-kira untuk mengejar ketertinggalan,” kata Bhima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel