Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika dan Australia Dominasi Investasi Kelautan dan Perikanan

Kinerja investasi sektor kelautan dan perikanan hingga triwulan I/2020 tercatat senilai Rp1,16 triliun, dengan investor mayoritas berasal dari Amerika Serikat dan Australia.
Ilustrasi: Warga memeriksa kondisi ikan nila berumur tiga minggu yang dibudidayakan menggunakan sistem bioflok di Sungai Duren, Jambi Luar Kota, Muarojambi, Jambi, Minggu (26/4/2020). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Ilustrasi: Warga memeriksa kondisi ikan nila berumur tiga minggu yang dibudidayakan menggunakan sistem bioflok di Sungai Duren, Jambi Luar Kota, Muarojambi, Jambi, Minggu (26/4/2020). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong peningkatan investasi sektor kelautan dan perikanan. Kinerja investasi sektor kelautan dan perikanan hingga triwulan I/2020 tercatat senilai Rp1,16 triliun, dengan investor mayoritas berasal dari Amerika Serikat dan Australia.

Nilanto Perbowo, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) mengatakan, di tengah situasi pandemi Covid-19, upaya mendatangkan investasi menjadi pekerjaan yang tidak ringan.

KKP terus melakukan sinergi dengan seluruh stakeholders sektor kelautan dan perikanan untuk menciptakan kondisi investasi yang kondusif.

KKP menggandeng Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di bawah koordinasi Badan Koordinasi Penanaman Modal, agar lebih efektif mempromosikan investasi sektor kelautan dan perikanan.

“Jika menilik kinerja investasi sektor kelautan dan perikanan, sampai dengan triwulan I/2020, realisasi investasi sektor kelautan dan perikanan yang bersumber pada PMA dan PMDN mencapai Rp1,16 triliun atau tumbuh 473,3 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2019,” ujar Nilanto dalam keterangan resmi, Kamis (13/8/2020).

Dia menjelaskan budidaya dan pengolahan adalah bidang usaha dengan kontribusi tertinggi dalam realisasi investasi, dengan porsi masing-masing 43,33 persen dan 30,73 persen. Selanjutnya, perdagangan dan penangkapan dengan pangsa 23,13 persen dan 2,81 persen.

Nilanto merinci realisasi investasi sektor kelautan dan perikanan yang berasal dari Amerika dan Australia hingga dengan triwulan I/2020 mencapai Rp810,5 juta dan Rp43,47 miliar. Investasi asal kedua negara tersebut tumbuh tinggi dibandingkan dengan periode yang sama 2019.

Dia menuturkan saat ini investor dari Amerika melakukan investasi di bidang usaha budidaya pembenihan ikan laut di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Adapun, investor Australia melakukan realisasi investasi di bidang usaha budidaya, yakni untuk komoditas kerapu dan kakap putih (barramundi) di Kabupaten Buleleng, Bali dan komoditas mutiara di Kabupaten Manggarai Barat, Alor dan Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Muchammad Iqbal, Direktur IIPC New York mengatakan Amerika Serikat merupakan investor terbesar di benua Amerika untuk bidang kelautan dan perikanan dengan besaran investasi 93 persen. Selanjutnya, terdapat Kanada, Chili, Brazil, Barbados, Peru dan Argentina.

Rincian tujuan investasi Amerika Serikat diantaranya sebanyak 39 persen investasi ke Asia Pasifik, di mana terdapat 2 proyek investasi di Indonesia dengan total investasi senilai US$48 juta untuk periode 2003-semester I/2020. Selama ini subsektor yang diminati adalah usaha budidaya, pengolahan dan gudang beku (cold storage).

“Investor Amerika membutuhkan proyek investasi yang jelas dan clear. Mereka sangat percaya dengan konsultan dan brokernya. Ini adalah ciri khas investor Amerika. Hal ini bisa menjadi peluang kerja sama yang menguntungkan,” tandas Iqbal.

Karakter investor Amerika Serikat ini berbeda dengan investor Australia. Direktur IIPC Sydney, Henry Rombe mengatakan karakter orang Australia cenderung menghindari resiko besar.

“Investor Australia membutuhkan feasibility study sebagai acuan mereka menilai kelayakan investasi. Mereka pastikan proyek yang diambil seperti apa. Pemda harus memberikan keseriusan sebagai back up atau jaminan, ini yang dibutuhkan investor Australia,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper