Bisnis.com, JAKARTA - PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA )menyatakan pihaknya memang cukup berminat dengan berbagai penawaran proyek skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang ditawarkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya menyebut setiap proyek KPBU yang ditawarkan pemerintah khususnya di Kementerian PUPR dinilai sebagai proyek yang baik.
"Menurut kami proyek-proyek KBPU adalah tawaran yang baik, tentunya WIKA cukup berminat dengan skema proyek-proyek tersebut," ujarnya kepada Bisnis Kamis (13/8/2020).
Meski demikian, perseroan tetap harus melakukan evaluasi terlebih dahulu, terutama terkait dengan skema KPBU yang ditawarkan karena mungkin setiap proyek bisa berbeda-beda skema nya.
Selain itu juga ada perbedaan dalam porsi pendanaannya, sehingga perlu dilakukan tahapan evaluasi awal sebelum perusahaan memutuskan untuk ikut serta dalam lelang proyek KPBU.
Menurut catatan Bisnis, salah satu proyek KPBU yang sedang digarap WIKA adalah tol Balikpapan-Samarinda, bersama sejumlah BUMN karya lainnya, yakni di seksi 2,3, dan 4, yang merupakan konsorsium antara PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero), Pembangunan Perumahan (Persero), Tbk., dan Bangun Tjipta dengan Badan Usaha PT. JBS (Jasa Marga Balikpapan Samarinda).
Sebelumnya Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastrukur Pekerjaan Umum dan Perumahan Eko D. Heripoerwanto menjelaskan proyek tol Balsam masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dimana Jalan tol yang memiliki panjang 99,35 kilometer ini terbagi kedalam lima seksi yaitu Seksi I ruas KM 13 Balikpapan – Samboja sepanjang 21,98 kilometer, Seksi II ruas Samboja – Muara Jawa sepanjang 30,05 kilometer, Seksi III ruas Muara Jawa - Palaran, Sepanjang 18,30 kilometer, Seksi IV ruas Palaran - Jembatan Mahkota II Sepanjan 17,15, kilometer, dan Seksi V ruas KM 13 – Sepinggan sepanjang 11,50 kilometer.
Terkait dengan pembagian pembangunan berdasarkan seksi diatas, Pemerintah menentukan model pembiayaan dalam paket - paket yang selaras dengan pembagian seksi tersebut.
"Hal ini dilakukan guna memudahkan investor untuk melihat peluang - peluang investasi Jalan Tol Balikpapan – Samarinda. Untuk seksi 1 dan 5 dibangun dengan skema Viability Gap Fund (VGF) sedangkan untuk seksi 2, 3 dan 4 dengan dana investasi," ujar Heri.