Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pembangunan ibu kota negara baru menggunakan teknologi beton pracetak (precast) dan modular dianggap paling tepat. Apabila memakai konvensional yaitu dengan mengecor tidak akan bisa selesai tepat waktu seperti yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo yakni pada 2024.
Kedua metode tersebut dinilai lebih hemat waktu serta hemat dari sisi biaya. Direktur Pemasaran PT Waskita Beton Precast Tbk. Agus Wantoro mengatakan bahwa metode konvensional dengan kedua teknologi terbaru tersebut harus dibandingkan secara keseluruhan.
“Kalau dari pelaksanaan pasti lebih pendek. Dari situ akan menghemat biaya. Biayanya dari mana? Dari tenaga kerja dan peralatan,” katanya, saat ditemui Tim Jelajah Infrastruktur Kalimantan 2020.
Agus menjelaskan bahwa dari sisi nilai dan kualitas, precast serta modular lebih baik karena sudah melewati uji kelayakan berdasarkan standar pabrik. Dengan begitu, dua metode tersebut bisa menurunkan biaya lagi karena dari pengerjaan perbaikan sangat minim.
“Tapi ini harus dibandingkan secara keseluruhan. Bukan satu keping beton dengan ngecor di tempat lebih murah yang mana,” jelasnya.
Melalui pracetak, beton yang sudah dibentuk tinggal dipasang menjadi satu bangunan. Kolom, balok, lantai, dinding luar sudah terbuat di pabrik. Sementara metode modular adalah sistem yang lebih sempurna di mana pencetakannya langsung tiga dimensi sehingga sudah menjadi satu ruangan dan bisa dibangun menjadi bangunan vertikal.
Baca Juga
Agus mengakui, pola modular memiliki kelemahan. Masih sangat rentan terhadap gempa. Akan tetapi dengan kondisi geografis yang jarang terjadi bencara alam, modular masih cocok diterapkan di Kalimantan.
“Sistem precast kalau dari PT Waskita Beton Precast kita sudah ada sertifikatnya. Tinggal dilaksanakan. Kemudian untuk modular baik beton maupun baja ini masih dalam proses engineering. Kita kerja sana dengan konsultan luar negeri,” ucapnya.