Bisnis.com, JAKARTA – Crown Group memperkenalkan proyek hunian terbarunya di Melbourne, Australia, kepada pasar Indonesia.
Direktur Pemasaran & Penjualan Crown Group Indonesia Tyas Sudaryomo mengatakan secara historis semenjak pertengahan 1990=an, masyarakat Indonesia lebih mengenal Melbourne dibandingkan dengan Sydney.
“Belum lagi jumlah siswa Indonesia yang melanjukan studinya di Melbourne," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (11/8/2020).
Oleh karena itu, menurutnya, wajar apabila pihaknya memperkenalkan proyek Melbourne di Indonesia terlebih dahulu dibandingkan dengan di Sydney.
“Bahkan saya punya keyakinan jika penjualan proyek hunian pada 2020 ini, Indonesia akan melebihi Sydney," ucapnya.
Melbourne yang merupakan ibu kota negara bagian Victoria adalah merupakan kota dengan pertumbuhan jiwa tercepat di Australia semenjak 2011 dengan rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 2,55 persen per tahun.
Baca Juga
Dalam 12 bulan terakhir, pertumbuhan di kota terbesar kedua di Australia setelah Sydney tersebut mencapai 2,65 persen dan penduduk Melbourne—ibu kota Australia padxa 1901 hingga 1927—diperkirakan mencapai 5 juta jiwa pada 2030.
“Yang perlu diketahui adalah pertumbuhan penduduk di Melbourne dipengaruhi oleh arus migrasi yang cukup deras baik dari internasional maupun domestik," tuturnya.
Tyas menilai hal itu tidak mengherankan karena Melbourne juga menjadi World’s Most Liveable Cities selama 2 tahun terakhir oleh Economist Intelligence Unit (EIU) Global Liveability Index.
Sales Manager Crown Group Indonesia Reiza Arief menuturkan daya tarik lain yang dimiliki oleh ibu kota negara bagian Victoria ini karena telah dikenal sebagai kota pendidikan di Australia dan yang terbaik di Negara Kanguru tersebut.
“Melbourne University, RMIT, [Royal Melbourne Institute of Technology], Monash, Swinburne, Deakin adalah beberapa institusi pendidikan terbaik di Australia. Satu hal yang juga menarik dari Melbourne adalah, living cost yang lebih rendah dibandingkan dengan Sydney," tuturnya.
Hal itulah yang menyebabkan booming industri properti di kota itu namun dengan harga per meter persegi yang lebih rendah dibandingkan dengan Sydney sebagai kota terbesar di Australia.
“Oleh sebab itulah, Melbourne lebih popular bagi masyarakat Indonesia terutama mereka yang merupakan first time buyers/investors," ucap Reiza.
Sementara itu, Principal & Partner SGS Economic Planning Terry Rawnsley menuturkan pada 2018–2019 kontribusi Melbourne terhadap pertumbuhan ekonomi Australia mencapai 39,8 persen, yang merupakan kontribusi terbesar di seluruh Australia, sedangkan produk domestik bruto (PDB) Melbourne pada periode yang sama mencapai Rp3,69 triliun.
“Meskipun terjadi penutupan sektor manufaktur, kami mencermati bahwa pertumbuhan PDB Melbourne selama 4 tahun terakhir adalah yang terkuat dalam kurun waktu 15–20 tahun," ujarnya.
Menurut Rawnsley, hal ini semua karena terjadi perubahan ekonomi yang substansial dari industri manufaktur ke jasa keuangan, professional, konstruksi dan layanan kesehatan yang saat ini menjadi kontribusi terbesar perekonomian Melbourne.
“Dengan kondisi ini, Melbourne jelas menempel ketat Sydney sebagai lokomotif ekonomi Australia," ujarnya.
Proyek perdana Crown Group di Melbourne ini merupakan hunian vertikal karya Koichi Takada yang terinspirasi dari bentuk lipatan pita ini yang menginterpretasikan kawasan Southbank sebagai distrik seni terkenal di Melbourne.
Hunian vertikal yang berdiri di 175 Sturt Street, Southbank ini terdiri dari dua menara ini akan menampilkan 144 unit apartemen mewah yang terdiri dari studio, satu, dua, dan tiga kamar tidur.
Lokasi strategis ini berada tepat di depan penghentian trem dan hanya berjarak 5 menit dari Australian Centre of Contemporary Art dan 15 menit dari Crown Casino yang merupakan entertainment complex terbesar di Melbourne.