Bisnis.com, JAKARTA – Pasar perumahan Inggris meningkat setelah pemotongan pajak oleh Menteri Keuangan Rishi Sunak, menurut situs web properti Inggris Rightmove.
Jumlah realisasi penjualan properti di Inggris melonjak 35 persen dalam 5 hari setelah pengumuman Rishi Sunak soal pajak pada 8 Juli, demikian Rightmove mengatakan pada Senin (20/7/2020).
Pemulihan bisnis properti ditunjukkan dengan penjualan naik 15 persen pada Juni. Berharap untuk memberikan dorongan kepada ekonomi, Sunak menaikkan ambang batas untuk membayar pajak atas pembelian properti menjadi 500.000 pound sterling (Rp9,2 miliar), empat kali lipat dari level sebelumnya.
Rightmove mengatakan harga yang dicari oleh penjual rumah antara 7 Juni dan 11 Juli naik 3,7 persen tahunan untuk mencapai rekor tertinggi rata-rata 312.625 pound (Rp5,75 miliar).
Harga naik 2,4 persen lebih tinggi daripada sebelum lockdown dimulai pada Maret. "Angka-angka ini indikator awal tren harga rumah," kata Direktur Rightmove, Miles Shipside.
"Mereka menunjukkan harga rata-rata naik dengan lembut tidak jatuh, dan ini akan tercermin dalam beberapa bulan mendatang dalam laporan harga rumah lainnya."
Baca Juga
Pemberi pinjaman hipotek Nationwide dan Halifax melaporkan penurunan harga rumah dan persetujuan hipotek yang merosot ke rekor terendah pada Mei, menurut data Bank of England.
Rightmove mengatakan permintaan pembeli di Inggris secara keseluruhan sejak awal Juli melonjak hingga 75 persen per tahun. Pada akhir pekan lalu, Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan ada tanda-tanda aktivitas kembali "cukup kuat" di pasar perumahan.
Pada bulan setelah penerapan lockdown pada akhir Maret untuk membendung virus corona, Rightmove mengatakan tidak dapat memberikan data harga rumah yang berarti akibat jatuhnya jumlah rumah baru yang terdaftar untuk dijual.
Kunjungan ke situs web Rightmove turun sekitar 40 persen pada saat pengumuman lockdown, tetapi mulai pulih perlahan pada pertengahan April.