Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI siap menyerap ayam siap potong atau livebird dari hasil para peternak mandiri untuk membantu menstabilkan harga dan mendorong margin para peternak.
Direktur Teknik dan Pengembangan PPI Prasetiyo Indroharto menyatakan belakangan ini harga jual ayam siap potong cenderung fluktuatif. Dalam situasi pandemi Covid-19, lanjutnya, serapan pasar menurun seiring dengan melemahnya kebutuhan dari berbagai sektor.
Sejak Maret, fluktuasi harga menurutnya membuat para peternak mandiri terkena imbas. Di sisi lain, harga pakan dan day old chicken [DOC] relatif mengalami penguatan. Akibatnya, margin para peternak mandiri tergerus.
Menyikapi kondisi ini, lanjutnya, PPI bersinergi dengan para pihak terkait untuk menyerap ayam hidup dari para peternak mandiri. Daging ayam yang sudah dibeli akan dijual ke beberapa pasar yang berada di jaringan PPI dan sebagian akan disimpan hingga harga stabil.
“Saat ini, kita masuk ke tahap persiapan tempat penyimpanan pendingin [cold storage] pada lokasi strategis untuk meng-cover wilayah pasar. Tempat penyimpanan tersebut dipersiapkan untuk produk livebird hasil offtake dari peternak mandiri dan telah dilakukan processing menjadi bentuk karkas atau boneless,” katanya melalui siaran pers, Senin (10/8/2020).
Dia menjelaskan hal ini merupakan bagian dari penugasan yang diberikan langsung oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam menjalankan tugas ini, PPI akan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Sosial.
Koordinasi ini diharapkan dapat segera merealisasikan rencana tersebut, secepat dan semaksimal mungkin. Dia mengatakan, pelaksanaan rencana ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
“PPI tidak dalam rangka untuk berkompetisi dengan perusahaan yang sudah berperan dalam industri livebird beserta turunannya, tetapi kami hadir sebagai bagian dari penugasan pemerintah untuk dapat berperan bersama peternak mandiri dalam rangka memajukan ekonomi,” katanya.