Bisnis.com, JAKARTA — Harga sewa perkantoran diperkirakan terus merosot hinga akhir tahun sebagai dampak dari pandemic corona yang menyebabkan tingkat hunian menurun.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan bahwa harga sewa perkantoran baik di kawasan pusat niaga (central business district/CBD) atau non-CBD mengalami tekanan selama pandemi Covid-19.
Harga mengalami penurunan 5 persen pada kuartal 2 tahun ini ini tingkat okupansi juga menurun rata-rata 70 persen. Sampai akhir tahun diperkirakan terus melambat.
"Pada kuartal pertama, harga sewa perkantoran di 190.000/meter persegi/bulan. Sampai akhir tahun akan terus melambat sampai 10 persen hingga 12 persen," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (7/8/2020).
Ali menilai yang dikhawatirkan apabila pandemi masih berlangsung, pada akhir tahun depan harga sewa bisa makin jatuh karena banyak penyewa yang tidak akan memperpanjang masa sewa.
Executive Director Commercial Cushman and Wakefield Indonesia Nonny Subeno menuturkan bahwa harga sewa kantor diproyeksikan menurun sejalan dengan permintaan yang melemah di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang masih melambat sebagai dampak dari pandemi, perkantoran dengan lokasi dan biaya terjangkau, redesain ruang, bahkan penutupan kantor diperkirakan akan menjadi tren pada pasar perkantoran CBD pada kuartal depan.
Dia menilai rendahnya tingkat hunian ini akan terus berlanjut. Oleh karena itu, beberapa pemilik bangunan telah bersiap untuk memberi pengurangan harga sewa sebesar 10 persen hingga 50 persen.
"Banyak penyewa yang mencari potongan atau pengurangan harga sewa terkait dengan aktivitas bisnis mereka yang sedang melambat,” tuturnya.
Para Pemilik pun, katanya, dihadapkan pada tantangan karena para penghuni kesulitan untuk membayar sewa hunian sehingga mengajukan penundaan pembayaran maupun pemotongan biaya sewa dan biaya servic.