Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha ritel menaruh harapan besar pada penyelenggaraan Hari Belanja Diskon Indonesia 2020 yang bakal digelar pada 14—30 Agustus.
Momen ini dinilai bisa menjadi pemicu daya beli masyarakat dan menggerakkan aktivitas ekonomi pada kuartal III setelah tumbuh negatif sepanjang kuartal II.
Direktur Utama PT Sarinah (Persero) sekaligus Ketua Panitia HBDI 2020 Fetty Kwartati mengemukakan bahwa pihak penyelenggara tak mematok target khusus untuk penjualan selama gelaran pesta diskon kali ini.
Meski demikian, dia mengharapkan agar pelaku usaha yang terlibat dapat meningkat dibandingkan dengan 2019 karena tahun ini melibatkan penjualan secara daring melalui marketplace. Tahun lalu, HBDI berhasil menjaring partisipasi 300 retailer, 400 jenama (brand), dan 350 pusat perbelanjaan di 85 kota.
“Tahun ini kami benar-benar memfokuskan pada pergerakan ekonomi. Jadi, semua pihak di online dan offline sudah berusaha maksimal untuk itu yang harusnya menggerakkan penjualan. Namun, berapa persisnya [target] penjualan, selama pandemi ini kami juga harus melihat situasi. Yang pasti kami harap kegiatan ini bisa mendorong purchasing power,” kata Fetty dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (7/8/2020).
Di tengah tingkat konsumsi masyarakat yang menurun, Fetty meyakini bahwa daya beli masyarakat sejatinya masih ada. Terutama pada kelompok-kelompok tertentu yang masih terjaga pendapatannya selama pandemi. Diskon yang ditawarkan dalam HBDI 2020 sendiri bakal bervariasi dan mencapai 75 persen dari harga asli.
Baca Juga
Ketua Umum DPP Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyatakan bahwa potongan harga yang ditawarkan pada Agustus ini bisa menjadi momentum peningkatan penjualan untuk produk-produk fesyen yang penjualannya tak optimal pada Idulfiri lalu karena adanya pembatasan sosial berskala besar di berbagi kota-kota besar.
Menurutnya, penjualan produk fesyen memang memerlukan semacam hari-hari khusus dengan tawaran diskon agar penjualan dapat dipacu.
“Momentum Lebaran kemarin kami banyak yang tutup. Jadi, peluang-peluang yang ada adalah dari stok-stok yang sudah diproduksi untuk Lebaran. Kami harap bisa keluarkan dan ini bisa dimanfaatkan seluruh peritel dan UMKM,” kata Budihardjo.