Bisnis.com, JAKARTA — Pandemi Covid-19 berdampak pada pusat perbelanjaan sehingga tidak ada penambahan pasokan ruang ritel pada semester pertama tahun ini.
Executive Director Retail Cushman & Wakefield Lini Djafar mengatakan bahwa pada awal Juni, pemerintah mulai melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pada masa PSBB transisi ini, pusat perbelanjaan di Jakarta diizinkan untuk mulai beroperasi secara bertahap mulai 15 Juni dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat termasuk membatasi jumlah pengunjung secara umum.
Ritel sektor rekreasi seperti bioskop, pusat kebugaran, karaoke, tempat bermain anak, dan tipe operator lain yang dianggap berisiko tinggi dalam penyebaran Covid-19, masih dalam tahap peninjauan untuk pembukaan kembali di fase relaksasi PSBB selanjutnya.
Pasokan baru ruang ritel dari beberapa proyek seperti Green Sedayu Mall dan Senayan Park yang pada awalnya dijadwalkan buka pada kuartal pertama 2020 diproyeksikan untuk masuk ke pasar pusat perbelanjaan Jakarta pada kuartal ketiga.
"Tidak ada pasokan baru yang tercatat di 6 bulan pertama 2020 dan beberapa proyek yang direncanakan dibuka di 2020 telah ditunda hingga 2021," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (23/7/2020).
Baca Juga
Dia menuturkan bahwa seperti perkiraan, penutupan sementara mal selama 3 bulan telah menimbulkan dampak pada para penyewa dengan beberapa peritel kecil yang tidak dapat bertahan memutuskan untuk tutup secara permanen.
"Hal ini menyebabkan penurunan tingkat hunian pusat perbelanjaan secara umum sebesar 1,3 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 79,5 persen," kata Lini
Keadaan ini dipersulit dengan kondisi jumlah pengunjung yang terbatas di mal sehingga beberapa peritel memutuskan untuk memperpanjang masa fit-out atau menunda aktivitas fit-out hingga waktu yang tidak ditetapkan dalam waktu dekat, yang menambah tantangan pada tingkat hunian pada kuartal kedua 2020.