Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pekerja di proyek Tangguh Train 3 yang sebelumnya harus dibatasi guna menanggulangi penyebaran Covid-19, kini mulai ditambah.
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soerywibowo menjelaskan, setelah pada Maret 2020 diputuskan untuk membatasi jumlah pekerja proyek, BP Indonesia memutuskan untuk meningkatkan kembali jumlah pekerja pada proyek Tangguh Train 3.
Moektianto mengungkapkan, pembatasan jumlah pekerja, tantangan logistik, dan pembatasan perjalanan nasional maupun internasional di tengah pandemi berdampak kepada kemampuan BP Indonesia untuk mempertahankan capaian-capaian proyek.
Dia mengatakan, pihaknya tengah mengkaji dampak terhadap jadwal pengerjaan proyek dan berkomunikasi dengan pemerintah perihal tantangan ini.
"Setelah penerapan protokol kesehatan selama 12 minggu, kami memutuskan untuk bertahap menambah jumlah pekerja proyek menjadi 7.700 pekerja," katanya kepada Bisnis, Senin (3/8/2020).
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dwi Soetjipto mendesak BP Tangguh agar mengupayakan pengerjaan proyek tidak lagi molor.
Dwi mengatakan, proyek yang telah mundur dari target onstream pada tahun ini diminta bisa segera beroperasi pada tahun depan.
Per 30 Juni 2020, Dwi mengungapkan pengerjaan proyek untuk di onshore mengalami keterlambatan sebesar 1 persen yakni dengan realisasi 83,27 persen dari target 84,35 persen. Sementara untuk capaian untuk di offshore telah mencapai 98,15 persen.
"SKK Migas mendesak BP Tangguh untuk tetap komitmen dari rencana onstream 2020 ke 2021 agar berjuang untuk bisa capai onstream 2021," jelasnya.
Proyek Tangguh Train 3 akan menambah kapasitas produksi sebesar 3.8mtpa sehingga total kapasitas produksi lapngan Tangguh LNG menjadi 11.4 juta ton per tahun (MTPA).
Proyek Tangguh sudah memiliki dua train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta MTPA.
