Bisnis.com, JAKARTA – Angka permohonan tunjangan pengangguran Amerika Serikat meningkat pekan lalu. Ini merupakan kenaikan pekan kedua berturut-turut.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Kamis (30/7/2020), klaim pengangguran awal melalui program negara reguler mencapai 1,43 juta dalam pekan yang berakhir 25 Juli, bertambah 12.000 dari pekan sebelumnya.
Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata proyeksi ekonom dalam survei Bloiomberg yang memperkirakan ada 1,445 juta klaim tunjangan awal.
Sementara itu, tercatat ada 17 juta warga AS yang mengajukan tunjangan berkelanjutan melalui program-program tersebut pada periode yang berakhir 18 Juli. Angka ini lebih tinggi 867.000 dari pekan sebelumnya, sekaligus peningkatan terbesar sejak awal Mei.
Hampir lima bulan setelah pandemi, angka pengangguran belum memperlihatkan tanda-tanda mereda. Lonjakan infeksi virus corona yang terus-menerus terjadi dan belum adanya kepastian mengenai vaksin telah menghambat laju pemulihan menuju kehidupan normal.
Tantangan lebih lanjut menanti warga AS jika anggota parlemen tidak memperpanjang program tunjangan pengangguran tambahan senilai US$600 per pekan. Partai Demokrat dan Republikan masih berbeda pendapat dalam negosiasi untuk memperpanjang bantuan yang telah menopang konsumen dan bisnis selama pandemi ini.
Baca Juga
Sementara itu, perekonomian AS pada kuartal II/2020 dilaporkan mengalami penurunan kinerja paling tajam di tengah merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19.
Realisasi kinerja ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal kedua itu bahkan menjadi penurunan paling signifikan sejak dekade 1940.
Produk domestik bruto (PDB) AS menyusut 9,5 persen pada kuartal II/2020 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quartal-to-quartal). Penurunan kinerja ekonomi negara adidaya itu bahkan mencapai 32,9 persen untuk laju tahunan (year-on-year/yoy), sebagaimana dilaporkan Departemen Perdagangan.