Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi AS Terkoreksi 32,9 Persen, Penurunan Tertajam Sejak 1947

Produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat menyusut 9,5 persen pada kuartal II/2020 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Suasana di California, Amerika Serikat, pada 22 Juni 2020. Sebagian orang tidak mengenakan masker meskipun negara itu masih didera pandemi Covid-19./Antara/Reuters
Suasana di California, Amerika Serikat, pada 22 Juni 2020. Sebagian orang tidak mengenakan masker meskipun negara itu masih didera pandemi Covid-19./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian Amerika Serikat pada kuartal II/2020 dilaporkan mengalami penurunan kinerja paling tajam di tengah merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19.

Realisasi kinerja ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal kedua itu bahkan menjadi penurunan paling signifikan sejak dekade 1940. Hasil itu tidak terlepas dari dampak pandemi yang telah merusak bisnis di seluruh negeri dan membuat jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan.

Dilansir Bloomberg, Kamis (30/7/2020) malam, produk domestik bruto (PDB) AS menyusut 9,5 persen pada kuartal II/2020 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quartal-to-quartal). Penurunan kinerja ekonomi negara adidaya itu bahkan mencapai 32,9 persen untuk laju tahunan (year-on-year/yoy), sebagaimana dilaporkan Departemen Perdagangan.

Pada periode itu, belanja pribadi (personal spending) yang merupakan sekitar dua pertiga dari PDB merosot 34,6 persen (yoy).

“Penurunan PDB kuartal kedua mencerminkan respons terhadap Covid-19, karena perintah `tinggal di rumah' dikeluarkan pada Maret dan April, sebagian dicabut di beberapa daerah di negara itu pada Mei dan Juni, dan bantuan pandemi pemerintah didistribusikan untuk rumah tangga dan bisnis," kata Biro Analisis Ekonomi dalam rilis resmi.

Data tersebut menunjukkan betapa parahnya kondisi ekonomi AS yang diakibatkan perintah penutupan dan imbauan kepada masyarakat untuk tetap berada di rumah dalam upaya memperlambat penyebaran virus Corona.

Di sisi lain, lapangan kerja, belanja, dan produksi telah meningkat sejak pelonggaran pembatasan itu direalisasikan pada Mei lalu. Pada saat itu, pemerintah AS juga mengucurkan stimulus besar-besaran, kendati akhirnya laju pemulihan terhambat akibat lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini.

Dengan gagalnya AS untuk menahan gelombang baru penyebaran Covid-19, ekonomi AS kemungkinan akan pulih lebih lambat dari negara atau wilayah lain, seperti kawasan Eropa.

Semakin lama pandemi terjadi tanpa vaksin, semakin lama kinerja ekonomi AS akan merosot dan menimbulkan beban kepada banyak bisnis dan pekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper