Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkutan Barang Masih Tertekan pada Masa New Normal

Kinerja angkutan barang nasional, khususnya via darat, diklaim masih mengalami penurunan hingga 30 persen pada masa adaptasi kebiasaan baru (new normal) dari periode normal.
Truk sarat muatan atau over dimension over load (ODOL) melintas di jalan Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Truk sarat muatan atau over dimension over load (ODOL) melintas di jalan Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Organda menyebut pada fase adaptasi kebiasaan baru (new normal) terjadi perbaikan kinerja angkutan barang dari selama Covid-19 yang merosot hingga 60 persen dan kini menyisakan penurunan 30 persen dari periode normal.

Ketua Bidang Angkutan Barang DPP Organda Ivan Kamadjaja mengatakan bidang angkutan barang adalah turunan dari sektor manufaktur, jadi semua sangat bergantung dari pelanggan yang dilayani.

"Selama Covid-19, terjadi penurunan hingga 60 persen. Dalam era new normal, sedikit lebih baik yaitu sekitar 20-30 persen, sehingga penurunan selama new normal diprediksi di kisaran 30 persen dari kondisi sebelum ada Covid-19," paparnya kepada Bisnis.com, Rabu (29/7/2020).

Menurutnya, perbaikan kinerja ini sangat bergantung jenis moda transportasi dan jenis barang yang diangkut. Pasalnya, setiap sektor industri mengalami depresi yang berbeda-beda, faktor kecepatan pulihnya pun berbeda.

Ivan yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) PT Kamadjaja Logistics ini menegaskan operator angkutan barang via darat telah melakukan sejumlah hal selama masa new normal yaitu menerapkan protokol Covid-19 secara ketat.

"Kami menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, vitamin C, masker, sarung tangan, dan lain-lain. Di samping itu, untuk pergudangan kami melakukan segregasi area, jaga jarak, hingga pembagian jam kerja," tuturnya.

Walaupun aktivitasnya tidak dibatasi oleh pemerintah selama pandemi Covid-19, angkutan barang turut terdampak cukup signifikan. Pada masa Lebaran 2020 yang jatuh pada Mei 2020, tidak terjadi lonjakan padahal biasanya fase ini cukup menguntungkan bagi operator angkutan barang.

Lonjakan angkutan barang sudah mengalami kenaikan volume pengiriman menjelang akhir Maret dan April 2020. Dengan demikian, imbuhnya, aktivitas distribusi barang saat ini sudah mulai menurun, karena pabrik-pabrik sudah mengantisipasi pengiriman barangnya sejak Maret-April 2020.

Ivan menjelaskan berbagai pabrik-pabrik, distributor, serta toko-toko seluruhnya masih buka dan melakukan aktivitas bisnis dalam kondisi normal, tidak ada libur Lebaran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper