Bisnis.com, JAKARTA-Kalangan pedagang pasar rakyat menepis laporan Kementerian Perdagangan yang menyebutkan bahwa omzet penjualan pasar yang telah direvitalisasi mengalami kenaikan di atas 20 persen dibandingkan dengan kondisi sebelum perbaikan.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri justru mengemukakan bahwa pemulihan transaksi di pasar yang telah direvitalisasi cenderung memerlukan waktu lama.
“Ketika pasar telah direvitalisasi, perlu proses untuk kembali ke kondisi normal. Pedagang memerlukan waktu untuk menarik kembali pelanggan dan tidak otomatis meningkat,” kata Mansuri saat dihubungi, Rabu (29/7/2020).
Dalam banyak kasus revitalisasi pasar, Mansuri menyebutkan pedagang justru kehilangan pelanggan karena proses pembangunan biasanya diiringi dengan relokasi sementara. Pada tahap inilah pedagang bakal mengalami penurunan omzet.
“Sekalipun dengan kondisi baru, tidak serta-merta naik penjualannya. Di hampir semua pasar yang direvitalisasi seperti itu,” lanjutnya.
Pemerintah tercatat telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp13,1 triliun selama 2015-2019 untuk merevitalisasi 5.273 unit pasar. Revitalisasi sendiri menyasar pasar-pasar yang mengalami kerusakan berat, rusak akibat bencana, berusia di atas 25 tahun, dan merujuk pada kebutuhan tiap daerah.
Baca Juga
Mansuri juga mengkritisi revitalisasi yang belum menyentuh perbaikan pengelolaan pasar dan lebih berfokus pada pembenahan fisik. Menurutnya, pembenahan manajemen lebih urgen dilakukan dibandingkan dengan fisik.
“Pengelolaan masalahnya beragam, mulai dari manajemen kebersihan, sampah sampai retribusi. Ini juga perlu diperhatikan, tidak hanya fisik saja,” ujarnya.
Kementerian Perdagangan sebelumnya melaporkan adanya kenaikan nilai penjualan melampaui 20 persen pada pasar rakyat yang telah direvitalisasi. Selama 2015-2019, sebanyak 5.273 unit pasar di berbagai wilayah di Indonesia telah menjadi sasaran program tersebut.
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Suhanto mengemukakan peningkatan penjualan ini banyak dipengaruhi oleh pembenahan fisik dan manajemen yang dilakukan pada pasar-pasar target revitalisasi. Revitalisasi ini pun disebutnya banyak mendorong peralihan kunjungan konsumen yang sebelumnya lebih memilih ritel modern.