Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan bauran energi pembangkit listrik yang bersumber dari energi baru dan terbarukan (EBT) per Mei 2020 mencapai 14,21 persen.
Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, FX Sujiastoto mengatakan per Mei 2020, realisasi produk dari energi baru terbarukan mencapai 15.805,59 Gwh atau mencapai 14,21 persen.
Adapun, perincianya adalah dari energi air total produksi per Mei 2020 mencapai 9.085,89 Gwh atau 5,84 persen, panas bumi 6.494 atau 8,17 persen, dan EBT lainnya 225,7 atau 0,20 persen.
Pada tahun ini, kata Sujiastoto, bauran EBT pada pembangkit listrik ditargetkan mencapai 11,51 atau 34.406 Gwh yang bersumber dari energi air 18.627 Gwh, panas bumi 14.774 Gwh, EBT lainnya 1.005 Gwh.
"Jadi ini kalau dibandingkan BBM, gas batubara. EBT itu air, panas bumi dan EBT lainnya. Pertambahan panas bumi memang cukup mengembirakan," katanya dalam paparan dengan media, Selasa (28/7/2020).
Dia memaparkan, dalam tiga atau empat perkembangan pembangkit EBT hanya tumbuh sebesar 500 megawatt per tahunnya.
Baca Juga
Pada 2015 total pembangkit EBT mencapai 8.495 MW, pada 2016 menjadi 8.985,4 MW, 2017 meningkat menjadi 9.379 MW, dan pada 2018 meningkat menjadi 9.808,4 MW, dan pada tahun lalu menjadi 10.300,2 MW.
"Kedepan tanpa effort maka lima tahun kedepan kita itu hanya akan nambah 2.500 MW. Maka pada 2024 itu hanya 12,800 MW," ungkapnya.