Bisnis.com, JAKARTA - Indikasi pemulihan industri manufaktur terlihat setelah realisasi investasi semester I/2020 tercatat Rp129,6 triliun atau mengalami peningkatan 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemulihan bisa dilihat dari nilai investasi pada paruh pertama 2020. Merujuk data BKPM, Agus mengaku realisasi investasi menunjukkan perkembangan positif.
"Ekonomi mulai pulih, mudah-mudahan itu bisa meningkatkan kepercayaan diri kita terhadap perekonomian yang sedang tumbuh kembali," katanya dalam Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7/2020).
Di sisi lain, Agus memang mengaku kinerja pertumbuhan industri melambat pada kuartal I/2020 sebesar 2,01 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,8 persen. Hanya saja, manufaktur masih menjadi penyumbang terbesar untuk PDB sebesar 19,98 persen.
Adapun terkait kinerja persepsi manufaktur (Purchasing Managers Index) sebesar 27,5 poin pada Februari lalu dan menjadi rekor terendah.
Namun demikian, ada perbaikan pada 39,1 poin pada Juni lalu. Agus mengatakan kinerja PMI memang belum kembali pada rekor terbaik, tetapi penting dilihat, ada indikator perbaikan.
Baca Juga
Berdasarkan data BKPM, sektor industri memberikan kontribusi signfikan terhadap perolehan devisa pada periode Januari-Juni 2020, dengan menyumbang 32,2 persen dari total nilai investasi yang tercatat menyentuh angka Rp402,6 triliun.
Adapun lima sektor yang menanamkan modalnya paling besar selama enam bulan pertama tahun ini. Pertama, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dengan menggelontorkan dananya senilai Rp45,2 triliun, disusul industri makanan Rp26,6 triliun, serta industri kimia dan farmasi Rp19,5 triliun.
Selanjutnya, industri mineral non-logam merealisasikan investasinya sebesar Rp6,1 triliun, disusul industri kendaraan bermotor dan alat transportasi sekitar Rp6 triliun.
Realisasi modal dari sektor industri ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk dijadikan basis produksi para investor dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.