Bisnis.com, JAKARTA - Potensi resesi global dan pandemi virus corona (Covid-19) membuat aktivitas logistik ekspor dan impor Indonesia turut terdampak.
Pelaku pelayaran dan jasa kepelabuhanan dinilai perlu melihat potensi perdagangan domestik lebih jauh guna mempertahankan pertumbuhan.
Pakar kemaritiman ITS Surabaya Raja Oloan Saut Gurning mengatakan kuantitas progres pada semester II/2020 akan muncul secara dinamis karena banyak faktor yang mempengaruhi kinerjanya seperti variabel pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam konteks kinerja, khusunya pada paruh kedua 2020, biasanya sea trade volume atau value ini bagi Indonesia dipengaruhi dua domain orientasi yaitu angkutan luar negeri dan dalam negeri (domestik) dengan rasio 40:60.
"Besaran volume domestik mungkin masih ditopang oleh kekuatan konsumsi [walau menurun] khususnya atas komoditas pangan, pakan dan energi atau mineral," jelasnya kepada Bisnis, Senin (27/7/2020).
Selain itu, fokus pemerintah akan lebih mempromosikan dinamika dalam negeri dalam bentuk belanja pemerintah pusat untuk mendorong perdagangan dalam negeri baik antar pulau.
Baca Juga
Pemerintah juga mendorong belanja BUMN dan belanja pemerintah daerah, seiring semakin terbukanya banyak daerah di Indonesia dari kebijakan PSBB.
"Namun, kualitas terbukanya ekonomi domestik ini sangat tergantung pada perkembangan penanganan Covid-19 nasional dan internasional," jelasnya.
Berdasarkan data Kemenhub 2019 total tonase pengiriman barang via laut sekitar 1,2 miliar ton, dengan rasio 40:60 artinya sekitar 450 juta ton internasional dan 550 juta ton dalam negeri.