Saya pernah menyinggung gagasan ini tiga tahun yang lalu sebagai saran untuk Pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota, Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta. n
Saat ini, kita semua bahkan penduduk dunia telah dipaksa oleh wabah Covid-19 untuk bekerja dari rumah atau di mana saja secara online.
Peran internet dalam masyarakat modern tidak dapat dipungkiri lagi menjadi penting. Mengapa penting? Internet adalah jaringan yang menghubungkan ratusan juta perangkat elektronik, seperti komputer, smartphone, tablet, laptop, dan lainnya, melalui suatu protokol tertentu memberikan akses ke jutaan terabyte informasi.
Pernahkah Anda terpikir, jika semua orang bekerja di mana saja dan kapan saja, dengan menggunakan internet, maka yang terjadi, sebagian besar pengguna jalan hanya para wisatawan dan pengantar barang dan makanan.
Dalam perkembangannya, internet tidak sekadar menghubungkan perangkat. Internet menghubungkan segala aspek kehidupan dengan berbagai macam penggunaan sesuai kebutuhan, sebagai sumber informasi, platform sosial, dan jaringan bisnis.
Kemajuan teknologi internet, sebagai katalisasi utama globalisasi, dan pendorong perubahan cara orang bekerja, memperluas pengetahuan dan mendekatkan manusia di berbagai tempat.
Sederhananya, orang bisa bekerja di rumah, di mana saja dan kapan saja, bahkan banyak instansi sudah membagi pekerjanya, sebagian bekerja di rumah dan sebagian di kantor. Cara menilai suatu pekerjaan pun bukan lagi berdasarkan proses, tetapi lebih kepada hasil.
Dampaknya sangatlah menakjubkan karena akan terjadi pengurangan kemacetan dan efisiensi penggunaan ruang kantor dan energi.
Untuk memaksimalkan penggunaan internet, syaratnya jaringan internet kita diperkuat menjadi jaringan yang stabil seperti di Singapura dan Jepang.
Infrastruktur Jaringan
Diakui, memang saat ini operator telekomunikasi sudah mengembangkan jaringan telekomunikasi hingga pelosok. Namun kualitas dan coverage masih belum merata. Ketika work from home (WFH) kualitas internet di Jabodetabek mengalami penurunan. Kurangnya infrastruktur membuat internet kita lamban. Tanpa diimbangi dengan infrastruktur yang memadai, maka peningkatan kualitas internet juga tidak optimal
Proses pengambilan kebijakan dan keputusan juga dapat dibangun tanpa pertemuan dan kehadiran rapat secara fisik, tetapi bisa menggunakan komunikasi digital, meeting online, surat elektronik, chatting menggunakan Whatsapp, dan conference call, didukung dengan mengunduh informasi dan pengolahan data melalui internet.
Berbagai macam transaksi juga bisa dilakukan dengan transaksi online, tidak perlu membuka toko secara fisik, cukup melalui dunia maya.
Contoh transaksi efek seperti saham dan obligasi secara online sudah dimulai 1995 dengan menggunakan transaksi jarak jauh serta penyelesaian transaksi atau settlement-nya secara pemindahbukuan seperti layaknya transfer uang. Jadi transaksi online sebenarnya sudah dicontohkan oleh transaksi di pasar modal sejak 1995.
Namun mengapa baru tahun 2020 transaksi serba online menjamur? Mungkin penyebabnya karena sinyal internet kita tergolong belum stabil, masih lemah.
Sebelumnya Bursa Efek Jakarta mengelola transaksi efek dan penyelesaian transaksinya secara fisik dengan cara seperti halnya dokumen sertifikat tanah. Jadi, saat itu di balik surat saham disediakan kolom endorsemen untuk mencatatkan setiap transaksi yang menyebabkan perpindahan hak saham dari penjual kepada pembeli, pemilik saham yang terakhir.
Dengan demikian saat itu setiap transaksi saham harus dilakukan pencatatan perpindahan hak kepemilikan saham pada kolom yang tersedia di belakang sertifikat saham. Penyelesaian transaksi saham dilakukan dengan cara pemindahan surat-surat saham secara fisik dengan menggunakan ratusan truk dari kantor Biro Administrasi Efek (BAE) yang satu ke BAE yang lain.
Lalu mengapa kita belum memaksimalkan penggunaan internet mulai dari diri kita, dari yang sederhana sampai kegiatan yang kompleks.
Oleh karena itu perlu penguasaan teknologi internet dengan peralatan dan sumber daya manusia yang andal, yang mampu membuat perangkat lunak dan mengendalikan operasionalnya.