Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Ekspor ke Arab Saudi, Kemendag Gelar Pelatihan

Indonesia menduduki urutan ke-16 sebagai negara eksportir utama ke Arab Saudi.
Bendera Arab Saudi/Flag Shop
Bendera Arab Saudi/Flag Shop

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah menyelenggarakan pelatihan wirausaha ekspor yang berniat memasarkan produknya ke Arab Saudi.

Pelatihan yang digelar Rabu (22/7/2020) secara daring ini dihadiri lebih dari 300 peserta dari Indonesia dan Arab Saudi.

“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan teknis dan memantik minat masyarakat Indonesia untuk merambah dunia ekspor, khususnya ke Arab Saudi.,” jelas Konsul Jenderal RI Jeddah Eko Hartono, dikutip dari rilis resmi, Jumat (24/7/2020).

Selain itu, melalui kegiatan ini, dia menyebutkan para pelaku bisnis juga akan diberikan pengetahuan mengenai preferensi pasar di Arab Saudi, regulasi ekspor, serta tips dan trik merambah pasar Arab Saudi

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) Noviani Vrisvitanti mengungkapkan pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas, kemudahan, dan pendampingan bagi pengusaha yang ingin melakukan ekspor.

BBPPEI juga memberikan pelatihan intensif secara berkala bagi pelaku usaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar lebih familiar dengan dunia ekspor impor.

"Dalam berbagai program pelatihan BBPEI, ada beragam pilihan topik untuk para pelaku usaha yang tertarik terjun ke dunia ekspor. Topik pilihan tersebut adalah membangun strategi ekspor, persiapan ekspor, negosiasi ekspor, dan pendukung proses ekpsor," terang Noviani.

Dalam pelatihan ini, Regional Key Account Manager Sami Al-Khatiri Trading Abdul Halim berbagi informasi mengenai perubahan regulasi impor di Arab Saudi yang perlu menjadi perhatian bagi calon eksportir, khususnya di sektor makanan.

“Bagi calon eksportir makanan, diharapkan dapat memberikan perhatian terhadap permintaan Saudi Food and Drug Authority [SFDA] terkait kelengkapan registrasi, seperti pencantuman tanggal kedaluwarsa, foto tiga dimensi produk, serta penerjemahan komposisi bahan ke dalam bahasa Arab,” ujarnya.

Menurutnya, produsen di Indonesia diharapkan tidak mengirimkan barang sebelum mendapat persetujuan SFDA yang biasanya memakan waktu selama dua minggu. Hal ini dikarenanakan

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Arab Saudi pada Januari—Mei 2020 mencapai US$1,81 miliar.

Dari jumlah tersebut, ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi sebesar US$597,76 juta, atau meningkat 0,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebaliknya, total perdagangan Indonesia-Arab Saudi tahun lalu senilai US$5,07 miliar. Arab Saudi merupakan salah satu pasar dagang yang potensial bagi produk-produk makanan Indonesia sedangkan Indonesia menduduki urutan ke-16 sebagai negara eksportir utama ke Arab Saudi.

Produk ekspor Indonesia ke Arab Saudi didominasi kendaraan, minyak kelapa sawit, dan ikan tuna. Beberapa merek produk makanan olahan dan minuman asal Indonesia yang sudah menembus pasar Arab Saudi di antaranya Sasa, ABC, dan Sosro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper