Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Kuartal III Harus Jadi Momentum Pemulihan Ekonomi

Presiden Jokowi meminta agar belanja negara dipercepat dan stimulus yang telah disalurkan pemerintah dapat disalurkan dengan baik untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020)./Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mendorong pemulihan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini. Presiden pun meminta agar jajaran kabinetnya bekerja lebih keras dan memanfaatakan momentum pada periode Juli, Agustus dan September untuk mengungkit perekonomian Indonesia.

"Kita berharap di kuartal ketiga kita sudah harus naik lagi. Kalau enggak, enggak ngerti lagi saya, akan betapa lebih sulit kita," kata Jokowi saat membuka acara Penyaluran Dana Bergulir Untuk Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Jokowi mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan pukulan yang cukup berat terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan minus 4,3 persen sampai minus 5 persen pada kuartal II/2020.

“Di kuartal kedua kita akan jatuh minus. Kita harus ngomong apa adanya, bisa minus 4,3 persen sampai 5 persen,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebit, Presiden juga kembali mengingatkan kabinetnya untuk mempercepat belanja anggaran negara guna mendukung perputaran roda perekonomian yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Selain itu, Presiden juga meminta agar stimulus yang telah digulirkan oleh pemerintah dapat dilaksanakan dengan baik.

Jokowi mengungkapkan bahwa kondisi sulit ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja, tetapi juga dirasakan oleh ratusan negara di dunia lainnya yang tengah berjibaku memperbaiki perekonomiannya masing-masing.

Informasi terakhir yang didapat Jokowi dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pada tahun ini ekonomi global akan minus 6 persen sampai 7,6 persen.

"Gambaran apa yg ingin saya sampaikan bahwa setiap bulan selalu berubah, sangat dinamis. Posisinya tidak semakin mudah, tapi semakin sulit, gambaran kesulitannya seperti itu," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper