Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia Ingin Periode Terburuk Sudah Berlalu

Garuda Indonesia menyatakan pergerakan penumpang mulai membaik pada Juni dan diharapkan menjadi penanda awal proses pemulihan pendapatan.
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan pergerakan penumpang mulai membaik pada Juni 2020 dan diharapkan menjadi penanda awal proses pemulihan pendapatan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan penurunan pendapatan paling berat terjadi pada Mei 2020. Namun, sejak Juni kondisi itu mulai berubah ke arah positif.

“Mei itu paling buruk lah kelihatannya, mudah-mudahan Mei itu paling buruk. Kami lihat di Juni ada peningkatan meski belum drastis. Juli kita lihat makin membaik,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (20/7/2020).

Hingga Juni 2020, maskapai pelat merah tersebut mencatatkan frekuensi penerbangan hingga 1.476 penumpang dengan penerbangan regular. Kemudian sebanyak 138 penumpang dengan penerbangan charter. Sementara, untuk penerbangan domestik selama periode Maret hingga Juni 2020 terdapat total 739.717 penumpang, sedangkan untuk rute internasional tercatat sebanyak 140.271 penumpang.

Meski begitu, dia menyatakan bahwa peningkatan tersebut masih di bawah ekspektasi perseroan. Menurutnya, masih ada ruang untuk terus menggenjot proses pemulihan pendapatan.

“Tetapi buat saya ini masih terlalu lamban, ini yang mau kami dorong terus supaya membaiknya [pendapatan] lebih agresif, supaya kurvanya lebih meningkat,” katanya.

Dia mejelaskan hal itu dilakukan melalui dua strategi utama, yakni menggenjot penerbangan pesawat penumpang, khususnya di ranah domestik, dan penerbangan kargo.

“Kami punya tagline sekarang, kalau Anda mau terbang, terbang di Indonesia saja, supaya bantu yang lain juga, kalau ke luar negeri orang lain yang untung, kalau pandemi mereka dengan enak hentikan penerbangan, sekarang dibuka kita diminta terbang lagi ke sana,” jelasnya.

Dia mengharapkan rencana pemerintah memperbolehkan kembali perjalanan dinas juga dapat menjadi pendorong peningkatan pendapatan. Menurutnya, cara seperti itu merupakan bagian dari upaya menggerakkan ekonomi lewat belanja pemerintah.

Selain itu, upaya yang dilakukan perseroan adalah mengandalkan para key opinion leader (KOL) ataupun influencer untuk mengajak masyarakat terbang.

“Kami mau ajak semua orang, dan memberi kesan ayo dong terbang, kalau kemudian para KOL lebih bisa ajak orang terbang dibandingkan saya, ya saya minta tolong mereka, saya juga minta tolong mereka kasih feedback ke saya,” jelasnya.

Membaiknya frekuensi penerbangan serta dukungan dari pemeirntah belakangan ini, lanjutnya, juga berdampak terhadap proses negosiasi dengan para lessor atau pihak penyewaan pesawat. Menurutnya para lessor kini lebih optimistis untuk menaruh kepercayaan kepada Garuda Indonesia.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper