Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kemenparekraf Dukung Pembatasan Wisatawan ke Desa Suku Baduy

Suku Baduy juga diketahui meminta untuk mengganti istilah 'Wisata Budaya Baduy' menjadi 'Saba Budaya Baduy' yang telah tercetus pada 2007.
Thomas Mola
Thomas Mola - Bisnis.com 20 Juli 2020  |  18:42 WIB
Kemenparekraf Dukung Pembatasan Wisatawan ke Desa Suku Baduy
Warga Baduy merayakan tradisi seba - Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung permintaan masyarakat Suku Baduy untuk membatasi kunjungan wisatawan yang datang ke perkampungan Baduy di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten.

Hari Santosa Sungkari, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, mengatakan pengunjung yang hendak berkunjung ke Desa Kanekes atau yang ingin berkunjung ke perkampungan Suku Baduy dalam harus menghormati dan mematuhi aturan adat yang sudah ada.

“Kita menganut sustainable tourism. Artinya kita menjaga agar [wisatawan] tidak berjibun-jibun yang datang, dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan fisik dan budaya sehingga budaya itu tetap eksis, fisiknya tetap lestari,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (20/7/2020).

Uday Suhada, Perwakilan Suku Baduy menjelaskan, keinginan Suku Baduy untuk mengganti istilah 'Wisata Budaya Baduy' menjadi 'Saba Budaya Baduy' yang sebenarnya telah dicetuskan dan ditulis dalam Perdes Saba Budaya pada 2007.

”Saba ini bermakna silaturahmi, saling menghargai dan menghormati antar adat istiadat masing-masing. Di atas itu semua, saling menjaga dan melindungi nilai-nilai yang berkembang dan hidup di masyarakat setempat dan masyarakat yang datang berkunjung,” paparnya.

Ayah Mursid, salah seorang tetua adat Suku Baduy Dalam meminta agar aturan Saba Budaya Baduy lebih diperjelas dan disosialisasikan dengan optimal.

“Kami berharap saba budaya diperjelas aturannya. Mana saja rute yang boleh dan tidak boleh dilewati menuju Kampung Baduy, dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikerjakan,” katanya.

Mursid mengusulkan agar didirikan pusat informasi mengenai Suku Baduy di luar perkampungan adat. Calon pengunjung yang ingin mendatangi Kawasan Adat Baduy bisa mempelajari terlebih dahulu apa saja adat istiadat yang ada serta menjelaskan tujuan kedatangannya.

Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, mendukung segala upaya pelestarian budaya Suku Baduy sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. Pemda Lebak selama ini terus berkonsolidasi dengan masyarakat Suku Baduy dalam upaya Saba Budaya Baduy.

“Saat ini kami sedang dalam proses penyedian lahan di dekat perkampungan Baduy untuk dijadikan sebagai Information Center agar wisatawan lebih mengetahui bagaimana budaya Baduy pada umumnya dan informasi kegiatan Saba Baduy pada khususnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kemenparekraf banten BADUY
Editor : Oktaviano DB Hana

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top