Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong perusahaan pelat merah untuk membenahi rantai pasokan (supply chain) di dalam negeri lewat upaya akuisisi perusahaan di luar negeri.
Erick mengataan selama ini Indonesia masih hanya menjadi target pasar dari negara lain. Untuk itu, pemasaran produk BUMN ke pasar internasional perlu digenjot. Guna mendukung hal hal tersebut, Kementerian BUMN meneken nota kesepahaman dengan Kementerian Luar Negeri terkait kerjasama lingkungan ekonomi untuk mendukung BUMN Go global pada hari ini, Jumat (17/7/2020).
Erick mengatakan penandatangan nota kesepahaman itu sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo, yaitu fokus diplomatik negara yang tidak hanya secara politik, tetapi untuk mengembangkan tapak tilas dunia usaha Indonesia.
“Jadi dengan adanya akuisisi beberapa perusahaan yang ada di luar negeri ini tujuannya simpel untuk memperbaiki supply chain bukan hanya gaya-gayaan saja,” papar Erick.
Dia pun mengatakan akan segera merealisasikan hal yang telah disepakati dengan Kementerian Luar Negeri agar bermanfaat bagi negeri dan menjadikan Indonesia setara dengan negara luar.
Untuk diketahui, sejauh ini beberapa BUMN sudah memiliki jaringan operasional di luar negeri, mulai dari BUMN perbankan hingga BUMN konstruksi.
Baca Juga
Perbankan milik negara sejauh ini memiliki beberapa kantor cabang di mancanegara, misal PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Jaringan BNI di luar negeri mancakup Hong Kong, London, Singapura, New York, Tokyo, dan Seoul.
Sementara itu, BRI dan Bank Mandiri memilk cabang di Hong Kong, Singapura, Kepulauan Cayman, dan Timor Leste. Mandiri juga memiliki entitas usaha di London bernama Bank Mandiri (Europe) Limited.
Tidak ketinggalan, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. juga memiliki unit operasi di Vietnam, yaitu Thang Long Cement yang diakuisisi sejak 2012. Saat diakuisis, Thang Long Cement yang beroperasi sejak 2008 memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton per tahun.
Peta jaringan wilayah kerja Pertamina di luar negeri. Operasional luar negeri dikendalikan oleh anak usaha PT Pertamina International Eksplorasi dan Produksi (PIEP). Jaringan wilayah kerja tersebar dari Malaysia hingga Kanada./Pertamian IEP
Selain perbankan dan semen, perusahaan minyak nasional PT Pertamina (Persero) memiliki wilayah operasional di 12 negara melalui Pertamina International Eksplorasi dan Produksi (PIEP). Di negara kaya minyak Aljazair, Pertamina memiliki partisipasi di tiga blok, yaitu Manzel Lejmet North, El-Merk, dan Ourhoud. Blok Menzel dimiliki 100 persen oleh Pertamina.
Selain itu, operasional luar negeri Pertamina menjangkau Tanzania, Nigeria, Namibia, dan Gabon. Selanjutnya Myanmar, Italia, Perancis, Colombia, Canada, Irak, dan Malaysia.
Di bidang konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menjadi kontraktor nasional yang punya pengalaman banyak mengerjakan proyek di luar negeri. Salah satu proyek yang pernah dikerjakan WIKA adalah East West Motorway sepanjang 400 kilometer. Di proyek itu WIKA menjadi subkontraktor dari konsorsium Cojaal (Consortium Japonais pour l’Autoroute Algérienne).
East West Motorway Aljazair, salah satu proyek jalan bebas hambatan terpanjang di dunia. WIKA berpartisipasi membangun seksi sepanjang 400 kilometer. WIKA menjadi subkontraktor dari konsorsium Cojaal yang memenangkan paket tersebut./WIKA.
Di Aljazair, WIKA juga mengerjakan proyek perumahan sebanyak 1.400 unit. Kontrak yang didapat pada 2018 itu terdiri dari 1.400 unit rumah di Algiers dan 400 unit di El Harac.
Masih di Afrika, WIKA juga mendapat kontrak pembangunan proyek properti di Senegal senilai US$250 juta dan renovasi Istana Presiden Niger. Di Afrika, WIKA mengincar pasar konstruksi dan bersaing dengan beberapa perusahaan konstruksi kelas dunia. Upaya ini merupakan tindaklanjut dari forum Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue yang digelar tahun lalu.
Terbaru, WIKA dipercaya turut menggarap proyek transportasi MRT System di Taiwan sepanjang 14,3 kilometer. WIKA digandeng oleh kontraktor terbesar di Taiwan, RSEA Engineering Corporation. Jalur MRT yang akan dikerjakan WIKA bernama Sanying Line yang menghubungkan daerah Tucheng, Sanxia, dan Yingge dengan 13 stasiun pemberhentian.