Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPI Gandeng UMKM, Petani, dan Nelayan untuk Percepatan Ekspor

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Petani, dan Nelayan untuk mengejar target percepatan ekspor.
Pekerja membersihkan dan memotong ikan tuna./Antara-Irwansyah Putra
Pekerja membersihkan dan memotong ikan tuna./Antara-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI menggandeng Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Petani, dan Nelayan untuk mengejar target percepatan ekspor.

Direktur Utama PPI Fasika Khaerul Zaman mengatakan upaya itu dilakukan dengan mendorong pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui saluran distribusi BUMNShop yang tersebar di beberapa wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Fasika menjelaskan langkah ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta seluruh perusahaan pelat merah untuk mengalokasikan belanja modal untuk program dukungan UMKM.

Dia menjelaskan program program kemitraan dengan UMKM, petani, nelayan, ini merupakan bagian dari pola sumber suplai dalam percepatan ekspor PPI.

“Program kemitraan dengan petani, nelayan, dan UMKM, adalah strategi PPI dalam menyerap produk UMKM, terutama untuk pasar ekspor,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (3/7/2020).

Dia menerangkan untuk mendorong ekspor komoditi kopi, perseroan akan menggandeng petani dan memerhatikan kualitas green bean, waktu dan teknik panen buah kopi, serta teknik pengolahan buah kopi pasca panen secara tepat.

Selain petani kopi, PPI menggandeng perajin arang batok kelapa untuk ekspor. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memperkuat hilirisasi produk-produk turunan kelapa yang dapat memberikan nilai tambah langsung ke petani serta memperluas akses pasarnya.

“Komoditi kopi dari berbagai petani kopi di seluruh Indonesia sudah beberapa kali kami ekspor dan mendatang segera akan di re-ekspor. Begitu pun dengan komoditi UMKM arang batok atau coconut charcoal yang saat ini dalam proses re-ekspor setelah sempat vakum karena pandemic Covid-19 ini,” katanya.

Adapun, untuk komoditi hortikulutura, PPI saat ini dengan mempersiapkan pola tanam sebagai offtaker hasil petani di Lembang dan Garut. Rencananya produk dari petani itu akan diekspor ke Singapura dan sejumlah negara Asia lain.

Terakhir, untuk kerja sama dengan nelayan, perseroan akan mendorong ekspor komoditi ikan seperti tuna, dan produk laut lainnya. Menurutnya, ekspor komoditi itu sudah mulai dilakukan sejak awal tahun ini.

Fasika menambahkan, perseroan juga berupaya mendorong ekspor lewat gelaran pameran dagang berskala internasional serta membentuk kantor representatif di luar negeri.

Selain itu, upaya lain yang dilakukan PPI adalah menjalin kerja sama dengan perwakilan Indonesia di luar negeri melalui Indonesia Trade Promotion Center dan atau para diaspora.

PPI juga mendirikan Graha Ekspor di Jakarta, yang difungsikan sebagai showroom produk milik sendiri, juga produk-produk UMKM, dan komoditi-komoditi Indonesia yang sudah siap menembus pasar dunia.

“Graha Ekspor diharapkan sebagai rumah dan export solution bagi semua mitra bisnis untuk melihat langsung produk atau komoditas yang dicari, sesuai dengan harapan dan kualitas yang diharapkan,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper