Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membentuk Tim Gugus Tugas Pengendalian Penyakit Ikan Nasional untuk melakukan upaya cepat tanggap baik preventif maupun kuratif terhadap potensi dan kejadian penyebaran penyakit ikan pada usaha pembudidayaan.
Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya Nomor 184/KEP-DJPB/2020 Tentang Pembentukan Tim Gugus Tugas Pengendalian Penyakit Ikan Nasional. Adapun, tim beranggotakan unsur pemerintah, pakar, praktisi, akademisi, dan asosiasi perikanan budidaya.
Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengingatkan bahwa seluruh pihak harus mewaspadai, mengantisipasi potensi dan melakukan tindakan pengendalian terhadap penyebaran penyakit ikan terutama yang berpotensi menyebabkan kegagalan produksi secara masif.
"Penyakit ikan menjadi penyebab utama kegagalan produksi dalam usaha budidaya. Ini yang harus kita waspadai terutama antisipasi terhadap masuknya penyakit lintas batas (transboundary disease). Artinya risk analysis import betul betul harus diperkuat terutama terhadap benih, calon induk, pakan, probiotik dan sarana produksi lainnya," kaya Slamet dalam siaran pers, Jumat (3/7/2020).
Dia meminta Tim Gugus Tugas untuk melakukan tindakan pengendalian mulai dari pencegahan hingga penanggulangan. Upaya pencegahan termasuk terhadap lalu lintas perdagangan ikan hidup dan sarana produksi yang berpotensi jadi pembawa penyakit.
Pihaknya ingin ada data informasi yang real time terhadap kasus kejadian penyakit maupun potensi masuknya wabah. Tim tersebut juga ditugaskan untuk mengambil langkah taktis dalam melakukan upaya pengendalian penyakit ikan secara nasional.
Baca Juga
Slamet membeberkan sejumlah penyakit pada udang yang hingga kini masih menghantui bisnis perudangan nasional antara lain White Spot Syndrome Virus (WSSV), Infectious Myonecrosis Virus (IMNV), Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP), dan White Feces Disease (WFD).
Sementara itu munculnya penyakit lintas batas seperto Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPNF), Covert Mortality Nodavirus (CMNV) dan yang terbari Decapod Iridescent Virus 1 (DIV1) yang saat ini tengah menyerang budidaya udang di China, Vietnam dan Thailand juga harus diantisipasi dengan menerapkan upaya proteksi di pintu pintu masuk lintas batas.
"Saya ingin mengingatkan untuk mewaspadai transboundary disease seperti virus DIV1 yang menyerang udang dan telah menyebar di negara tetangga. Oleh karena itu, segala potensi pembawa harus kita perketat, utamanya lagi kita harus terapkan risk analysis import secara rigid," ujarnya.