Bisnis.com, JAKARTA - Suasana rapat dengar pendapat antara Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan BUMN Holding Pertambangan atau Mine Industry Indonesia (MIND ID) kemarin, Selasa (30/6/2020) berlangsung tegang.
Ketegangan timbul saat Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat M. Nasir mengusir Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak. Aksi itu muncul setelah debat kusir soal penerbitan obligasi global dan potensi gagal bayar.
Orias sudah menjelaskan secara rinci terkait penerbitan obligasi, penggunaan dana, hingga kemampuan membayar utang. Namun, Nasir terus mencecar Orias dengan mempersoalkan strategi penarikan utang untuk menutup utang lain
“Anda tidak main-main di sini, saya tidak main-main di sini, Anda rapat harus lengkap bahannya. Enak betul anda di sini, percuma anda ditaruh di sini, kurang ajar Anda!” kata Nasir.
Dia juga menyatakan bahwa apabila tidak senang dengan jalannya rapat tersebut, dia mempersilakan Orias untuk keluar. Orias pun langsung menyambar ucapan M. Nasir dengan menyatakan dia siap keluar jika diminta.
“Apabila diminta keluar saya akan keluar. Saya diundang maka saya datang,” ujar Orias.
Baca Juga
Untuk diketahui, Orias yang diangkat menjadi Direktur Utama PT Inalum (Persero) pada November 2019. Inalum adalah BUMN Holding Pertambangan dengan aset Rp162 triliun.
Sosok Orias bisa dibilang bukan figur sembarangan di dunia BUMN maupun pertambangan. Orias malang melintang berkarier di BUMN, mulai dari BUMN kepelabuhanan hingga pertambangan.
Orias, pria kelahiran Kupang 26 Agustus 1967 itu menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung. Punya bekal pengalaman yang mumpuni di dunia keuangan, Orias menduduki posisi strategis di sejumlah BUMN.
Orias pernah menjabat Direktur Utama PT Pelindo III (2016-2017), Direktur Keuangan PT Pelindo II (2016-2017), dan Direktur Corporate Finance PT Bahana Securities (1994). Orias juga pernah menjadi auditor di firma bonafid Ernst & Young (1992).
Di dunia pertambangan, Orias menjejakkan kaki saat menjabat Direktur Keuangan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) pada periode 2017-2018) kemudian sembilan bulan menjadi Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia sebelum diangkat menjadi Dirut Inalum pada November 2019.