Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama Mind ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Orias Petrus Moedak terlibat debat kusir dengan Politisi Demokrat Muhammad Nasir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Selasa (30/6/2020).
Bahkan, masalah tersebut berbuntut pengusiran Orias oleh Nasir.
Mulanya, Orias menjelaskan holding BUMN tambang atau MIND ID menerbitkan utang baru senilai US$2,5 miliar untuk refinancing sejumlah utang yang akan jatuh tempo dalam beberapa tahun ke depan, khususnya di level induk atau Inalum. Selain itu, dana tersebut digunakan untuk akuisisi 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk.
“Kami refinance US$500 juta [yang jatuh tempo] tahun depan, dan US$500 juta untuk 2023. Total refinance itu US$1 miliar. Selebihnya kami gunakan untuk refinance utang anak usaha yang bunganya tinggi, dan US$500 juta untuk membeli Vale,” katanya, Selasa (30/6/2020).
Dia menjelaskan refinancing utang obligasi yang akan jatuh tempo pada 2020 dan 2023, perseroan membeli langsung langsung obligasi dari pemegang obligasi. Kemudian, Inalum menawari pemegang obligasi dengan obligasi baru yang memiliki tenor lebih panjang.
Dengan menerbitkan utang baru ini, beban bunga yang ditanggung perseroan lebih rendah 0,7 persen dari rerata beban bunga sebelumnya. Dengan demikian, saat ini rerata beban bunga yang ditanggung perseroan berada di kisaran 5,4 persen per tahun.
Baca Juga
“Kami tawarkan pemegang obligasi yang lama untuk jual, kita tukar dengan tenor yang lebih panjang. supaya kami tidak tertekan dari sisi cashflow. Yang sudah berhasil ditukar US$1 miliar,” ujarnya.
Orias menjelaskan bahwa instrumen obligasi bukanlah utang dengan ikatan aset kolateral sebagai jaminan. Praktik penerbitan utang seperti ini, lanjutnya, adalah hal wajar dilakukan oleh korporasi di manapun.
Namun, Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat Muhammad Nasir terus bertanya terkait kemampuan MIND ID membayar utang. Dia juga mempertanyakan cara dan mekanisme penerbitan utang obligasi yang tak menggunakan kolateral.
“Kalau potensi default seperti apa? Tugas saudara adalah untuk memastikan masalah utang ini selesai, bukan menambah utang lagi, utang lagi. Kalau seperti itu lulusan SMA bisa duduk di kursi bapak,” kata Nasir.
Orias menegaskan perseroan optimistis dapat membayar utang tersebut. Hal itu juga ditegaskan dengan peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional terhadap perseroan dan surat utang itu.
“Saya optimistis bisa bayar, dan semua yang beri pinjaman optimistis kami bisa bayar. Kalau harus ada utang lagi ya itu salah satu opsi. Kalau memang kita susah, tapi saya optimistis bisa bayar, dan pemegang pinjaman juga optimistis,” ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa perseroan miliki posisi kas yang kuat, tercermin dari posisi kas saat ini yang mencapai Rp42 triliun. Dengan produktivitas ke depan, dia menyatakan tidak perlu ada kekhawatiran terkait penerbitan utang ini.
Namun, Nasir terus mencecar Orias dengan pertanyaan serupa. Orias bahkan tertangkap kamera hanya mampu menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan dari Nasir.
Nasir masih mempersoalkan strategi penarikan utang untuk menutup utang lain. Hingga akhirnya, Ketua Komisi VII DPR RI memutuskan untuk memberi kesempatan kepada anggota legislator lain untuk berpendapat.
Usai sejumlah anggota Komisi VII DPR RI menyampaikan pendapatnya, M. Nasir kembali angkat suara. Dia kembali mempermasalahkan utang MIND ID dan ketidaksiapan para direksi untuk menghadiri rapat itu.
“Anda tidak main-main di sini, saya tidak main-main di sini, Anda rapat harus lengkap bahannya. Enak betul anda di sini, percuma anda ditaruh di sini, kurang ajar Anda!” kata Nasir.
Dia juga menyatakan bahwa apabila tidak senang dengan jalannya rapat tersebut, dia mempersilakan Orias untuk keluar. Orias pun langsung menyambar ucapan M. Nasir dengan menyatakan dia siap keluar jika diminta.
“Apabila diminta keluar saya akan keluar. Saya diundang maka saya datang,” ujar Orias.
Mendengar pernyataan Orias, saudara kandung terpidana kasus korupsi Muhammad Nazaruddin kembali melontarkan komentar pedas. Dia bahkan bersumpah tidak perlu lagi Orias diundang RDP dengan Komisi VII DPR RI.
“Anda pikir negara ini utang, siapa yang bayar? Kalau ada orang begini lagi, tidak usah ikut rapat. Kalau ada orang begini tidak usah lagi rapat di Komisi VII,” katanya.
Guna meredakan suasana, Alex Noerdin meminta Orias untuk tetap tenang. Sementara itu, M. Nasir terus menyampaikan sumpah serapah. Bahkan dia menyatakan akan meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengganti Orias dari jabatannya di MIND ID.
“Saya akan minta surati Pak Erick Thohir, selagi masih ada saya di sini, tidak akan saya benarkan dia [Orias] rapat di sini,” ujarnya.