Bisnis.com, JAKARTA — Asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price yang lebih tinggi tahun depan diharapkan menjadi pendorong kinerja industri hulu migas.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan bahwa dengan ditetapkannya asumsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini, hal itu akan berdampak baik untuk keberlangsungan industri hulu migas.
“Diharapkan tentu saja industri hulu migas bergairah ya, seiring dengan cost yang tentu saja memang harus diefisienkan," ujarnya, Selasa (30/6/2020).
Untuk 2021, kata Julius, target produksi akan sesuai dengan program kerja yang akan disepakati bersama dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Selan itu, terdapat sejumlah proyek yang diproyeksilan bakal onstream pada tahun depan yang akan mendongkrak kinerja produksi.
"Target lifting 2021 kami maksimalkan, kalau cost tentu saja kami minimalkan," jelasnya.
Baca Juga
Di lain pihak, Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolin Wajong menilai harga minyak masih akan berfluktiasi.
Dia memproyeksikan ICP pada 2021 bergerak pada kisaran US$40 per barel.
“Jadi, bukan hal yang baru dan aneh. Secara umum perusahaan migas selalu akan mencari peluang untuk bisa lebih effisien sehingga paling tidak bisa beroperasi produksi secara terus menerus,” jelasnya.