Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terancam Resesi, Pelaku Usaha Masih Optimistis

Para pelaku usaha masih cukup optimistis dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional, meskipun diprediksi bakal didera oleh resesi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Shinta Widjaja Kamdani memberikan penjelasan mengenai outlook  Apindo 2019, di Jakarta, Rabu (5/12/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Shinta Widjaja Kamdani memberikan penjelasan mengenai outlook Apindo 2019, di Jakarta, Rabu (5/12/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah prediksi bahwa resesi bakal menghantam Indonesia, pelaku usaha menyatakan bahwa kondisi ekonomi kuartal III/2020, dapat diselamatkan dari pertumbuhan negatif dengan pelaksanaan sejumlah langkah strategis.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengemukakan, pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut bisa dihindari selama aktivitas perekonomian tetap bergerak. Namun di tengah wabah yang masih berkembang, menurutnya pengendalian Covid-19 perlu menjadi perhatian utama berbagai pihak.

"Pada intinya kalau isu kesehatan tidak diatasi, perekonomian tidak akan ke mana-mana," ujar Hariyadi saat dihubungi, Kamis (25/6/2020).

Menurutnya, perekonomian sejatinya bisa tetap bergerak selama pandemi. Namun, isolasi dan penelusuran kasus positif Covid-19 perlu diperketat sehingga masyarakat yang tak tertular tetap aman.

"Sebenarnya kita sudah punya instrumen penelurusan seperti lewat aplikasi digital, namun saya melihat kampanyenya masih minim," tuturnya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, perekonomian RI pada kuartal III/2020 masih berpeluang tetap tumbuh positif meski tak setinggi tahun lalu. Menurutnya, kinerja periode itu bakal amat ditentukan pada performa sektor jasa perbankan, jasa komunikasi, dan kesehatan.

"Sektor primer seperti pangan, transportasi, energi dan manufaktur tertentu seperti makanan minuman, kertas dan logam dasar masih bisa diharapkan punya kinerja yang positif meskipun tidak sebaik prapandemi," kata Shinta.

Sektor ritel pun diharapkannya dapat tumbuh lebih baik pada kuartal III/2020 apabila daya beli masyarakat terus pulih dan didukung dengan perbaikan iklim usaha. Dengan demikian, potensi peningkatan investasi, lapangan pekerjaan, dan perdagangan pun dapat tumbuh lebih tinggi.

"Secara khusus kita bisa memanfaatkan kerja sama IA-CEPA yang mulai aktif pada kuartal III/2020," ujarnya.

Meski menaruh proyeksi yang cukup optimis, Shinta menyoroti bahwa kondisi tersebut hanya akan tercapai jika pandemi tidak semakin parah dan memicu kebijakan pengendalian wabah yang ketat.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 pun bisa dicapai bila distribusi stimulus kepada masyarakat dan pelaku usaha yang kehabisan modal semakin lancar.

"Distribusi stimulus ini yang utama pada sektor padat karya dan UMKM sehingga PHK dan gulung tikar tidak bertambah dari yang ada saat ini. Tanpa stimulus yang lancar, pelaku usaha perlu waktu lebih lama untuk bangkit," jelas Shinta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper