Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara mengatakan Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat disiplin sehingga tidak suka berhutang terlalu banyak.
Terkait melonjaknya defisit APBN dari 3 persen menjadi 6,34 persen, dia menilai hal itu harus dilakukan untuk mendongkrak perekonomian yang anjlok akibat wabah virus Corona (Covid-19).
"Defisit anggaran saat situasi normal selalu di bawah 3 persen, artinya Indonesia 'gak doyan ngutang terlalu banyak'. Jangan cuma lihat situasi dalam negeri, coba liat negara Amerika latin itu semua doyan ngutang," katanya dalam sesi Instagram Live bersama ekonom Masyita Crystallin, Kamis (17/6/2020).
Menurutnya, Indonesia sudah dicap sebagai salah satu negara yang memiliki disiplin fiskal sangat tinggi. Meski defisit APBN naik menjadi 6,34 persen dan rasio utang menjadi 35 persen, Suahasil menilai hal itu dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kebutuhan dalam negeri saat pandemi Covid-19. Apalagi, penerimaan negara terjun bebas karena tidak ada masyarakat atau pengusaha yang bayar pajak.
Utang yang diperoleh pemerintah, lanjutnya, digunakan untuk membiayai sektor kesehatan, jaring pengamana sosial, dan pemulihan dunia usaha.
"Kita butuh upgrade 132 rumah sakit agar tenaga medis mampu menangani pasien Covid-19. Termasuk perlindungan sosial, bagi masyarakat dan dunia usaha. Ada yang di-PHK atau penghasilannya turun drastis akibat PSBB [pembatasan sosial berskala besar]," jelasnya.
Baca Juga
Karena itu, dia meminta masyarakat untuk mendukung pemerintah dengan menjalankan protokol kesehatan di masa-masa transisi.
"Pemerintah sangat fleksibel. Kita enggak tahu Covid-19 ini akan berlangsung berapa lama. Sekarang masuk PSBB transisi, kegiatan sosial-ekonomi dimulai lagi dengan protokol kesehatan," ujar Suahasil.