Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamenkeu: Indonesia Sangat Disiplin, Enggak Doyan Ngutang Terlalu Banyak

Indonesia sudah dicap sebagai salah satu negara yang memiliki disiplin fiskal sangat tinggi. Meski defisit APBN naik menjadi 6,34 persen dan rasio utang menjadi 35 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama dengan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama dengan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara mengatakan Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat disiplin sehingga tidak suka berhutang terlalu banyak.

Terkait melonjaknya defisit APBN dari 3 persen menjadi 6,34 persen, dia menilai hal itu harus dilakukan untuk mendongkrak perekonomian yang anjlok akibat wabah virus Corona (Covid-19).

"Defisit anggaran saat situasi normal selalu di bawah 3 persen, artinya Indonesia 'gak doyan ngutang terlalu banyak'. Jangan cuma lihat situasi dalam negeri, coba liat negara Amerika latin itu semua doyan ngutang," katanya dalam sesi Instagram Live bersama ekonom Masyita Crystallin, Kamis (17/6/2020).

Menurutnya, Indonesia sudah dicap sebagai salah satu negara yang memiliki disiplin fiskal sangat tinggi. Meski defisit APBN naik menjadi 6,34 persen dan rasio utang menjadi 35 persen, Suahasil menilai hal itu dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kebutuhan dalam negeri saat pandemi Covid-19. Apalagi, penerimaan negara terjun bebas karena tidak ada masyarakat atau pengusaha yang bayar pajak.

Utang yang diperoleh pemerintah, lanjutnya, digunakan untuk membiayai sektor kesehatan, jaring pengamana sosial, dan pemulihan dunia usaha.

"Kita butuh upgrade 132 rumah sakit agar tenaga medis mampu menangani pasien Covid-19. Termasuk perlindungan sosial, bagi masyarakat dan dunia usaha. Ada yang di-PHK atau penghasilannya turun drastis akibat PSBB [pembatasan sosial berskala besar]," jelasnya.

Karena itu, dia meminta masyarakat untuk mendukung pemerintah dengan menjalankan protokol kesehatan di masa-masa transisi.

"Pemerintah sangat fleksibel. Kita enggak tahu Covid-19 ini akan berlangsung berapa lama. Sekarang masuk PSBB transisi, kegiatan sosial-ekonomi dimulai lagi dengan protokol kesehatan," ujar Suahasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper