Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hati-Hati Pak Jokowi, Investor Asing Bisa Kabur Jika Covid-19 Tak Selesai

Indonesia harus mampu menekan jumlah kasus secara drastis agar proyek-proyek penting tidak ditinggalkan investor. Kaburnya investor akan menekan ekonomi Indonesia sehingga pemulihannya semakin lamban.
Presiden Joko Widodo memberikan amanat saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). Upacara secara virtual itu dilakukan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Handout
Presiden Joko Widodo memberikan amanat saat memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). Upacara secara virtual itu dilakukan karena pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Handout

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Ekonom PT Bank BNI Tbk. Ryan Kiryanto mengingatkan semua pihak untuk bekerja sama menangani pandemi virus Corona (Covid-19).

Jika pandemi tidak berkesudahan, dia khawatir investor asing bakal menunda bahkan angkat kaki serta membatalkan proyek-proyek penting di Indonesia.

"Saya berharap kita akan mengalami puncak kurva positif Covid-19 pada akhir bulan ini. Kalau penambahan masih 1.000 kasus positif per hari gawat. Pemodal asing bakal menunda atau membatalkan investasi di dalam negeri," ujarnya ketika dihubungi, Selasa (16/6/2020).

Sebelum memutuskan untuk memulai proyek, lanjutnya, investor asing pasti akan melihat apakah wabah pandemi di suatu negara sudah tertangani dengan baik atau tidak.

Menurutnya, penanganan wabah Covid-19 tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi masyarakat umum. Dia berharap masyarakat dapat mengikuti protokol kesehatan New Normal yang mulai diimplementasikan saat ini.

"Kalau pandemi di Indonesia berkepanjangan, bukan tak mungkin investor asing akan berbelok ke negara yang penanganan kesehatan lebih baik, misalnya Vietnam dan Kamboja," imbuhnya.

Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah kesehatan sambil perlahan menyalakan roda perekonomian.

Ryan mengumpamakan fokus penanganan pada semester I/2020, yaitu 60 persen kesehatan dan 40 persen ekonomi. Ketika angka positif Covid-19 mulai melandai (flattening the curve), pemerintah dapat mengubah strategi menjadi 40 persen kesehatan dan 60 persen ekonomi.

"Saya bukan takut ada second wave [gelombang kedua], Indonesia gelombang satu aja belum selesai. Saya cuma takut pandemi Covid-19 ini berkepanjangan sehingga perekonomian masyarakat sulit bangkit," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper